Selasa 05 Apr 2011 18:08 WIB

Anggota DPR Apresiasi Program Gemmar Mengaji Kemenag

Belajar mengaji
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Belajar mengaji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI Herlini Amran menyambut baik diluncurkannnya program Gerakan Gemar Mengaji (Gemmar Mengaji) Kementerian Agama sebagai upaya terobosan untuk memperbaiki akhlak umat khusus generasi muda sehingga mereka bisa paham tentang ajaran agamanya. Program tersebut, diharapkan pula mampu menjawab berbagai persoalan umat Islam.

Ia berharap dengan adanya program ini bisa meningkatkan ketaqwaan individu, keluarga dan masyarakat. Ketaqwaan akan melahirkan ketahanan individu, keluarga dan masyarakat. Meningkatnya ketaqwaan masyarakan akan meningkatkan martabat bangsa.

"Upaya ini juga merupakan salah satu bentuk ketahanan keluarga. Karena dari keluarga lah ketahanan dan kekuatan bangsa dimulai. Dengan adanya gerakan ini mudah-mudahan tidak ada lagi buta huruf Al-Qur'an bagi keluarga muslim," papar Herlini di Gedung DPR Jakarta, Selasa (5/4).

Dia juga berharap agar Gemmar Mengaji ini bisa mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di kalangan generasi muda seperti narkotik, psikotropika, dan zat adiktif. "Kita sangat khawatir karena berdasarkan data kepolisian RI pada tahun 2008, ada sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotik, psikotropika, dan zat adiktif. Jumlah ini setara dengan kurang lebih 1,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia", kata anggota DPR Dapil Kepulauan Riau ini.

Lebih lanjut Helrini berharap Kemenag bisa mensosialisasikan program ini keseluruh Indonesia, sambil mengingatkan agar program ini bisa berjalan efektif maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi sehingga programnya bisa tepat sasaran dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.

Sebelumnya di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (30/3) Menteri Agama Suryadharma Ali meluncurkan program Gemmar Mengaji ini di enam provinsi sebagai daerah percontohan, yakni DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Banten, dan DIY. Program ini melibatkan 800 ribu masjid/musholla dan menggerakan 95 ribu penyuluh di seluruh pelosok tanah air.

Dalam program ini, para penyuluh akan membina 496.000 majelis taklim di Indonesia. Program ini juga akan melibatkan 300 ribu guru agama dan 50.000 pondok pesantren.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement