Rabu 30 Mar 2011 17:17 WIB

Maksimalkan Potensi Gerakan Maghrib Mengaji

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perlu revitalisasi pendidikan agama di tengah-tengah umat . Baik pendidikan yang berbasis keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Salah satunya adalah memaksimalkan potensi dalam program gerakan maghrib mengaji (Gemmar Mengaji) di tengah-tengah umat. Demikian disampaikan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. “Gemmar Mengaji ini perlu didukung oleh semua pihak,”ujar dia.

Suryadharma yang berbicara dalam pencanangan program Gemmar Mengaji, Jakarta, Rabu (30/3), mengemukakan progam ini mempunyai banyak manfaat sebagai terobosan untuk memperbaiki akhlak. Apalagi, munculnya berbagai macam aliran sesat dan sempalan di Indonesia akibat dari kekosongan dakwah di masyarakat.

Akibatnya, rusaknya akhlak dan moral generasi muda dan maraknya aliran sesat itu dimanfaatkan oleh sebagian kelompok. Untuk itu, diharapkan, melalui program ini generasi muda sejak dini betul-betul pahami ajaran agamanya. Semua pihak bisa berperan serta menyukseskan program ini. Pihaknya meminta agar Kepala Kanwil Kemenag menjadi pelopor Gemmar di wilayahnya masing-masing. “Hidupkan kembali tradisi mengaji bakda maghrib yang kian ditinggalkan,”kata dia

Dalam kesempatan sama, Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Nasaruddin Umar, mengatakan pencanangan ini akan menjadi catatan penting dalam sejarah. Pasalnya, meski jumlah penduduk Muslim di Tanah Air mayoritas, tetapi semarak aktivitas spiritual mengaji usai maghrib kian ditinggalkan oleh masyarakat.

 

Penyebabnya, kata Nasaruddin, bisa beragam. Diantaranya adalah perubahan sosial di masyarakat. Terutama pascareformasi bergulir. Karenanya, jika tradisi positif tersebut tak segera dihidupkan kembali maka tidak menutup kemungkinan kegiatan mengaji usai maghrib akan hilang dengan sendirinya. “Sekarang jarang mendengar teriakan mengaji anak-anak di masjid,”kata dia

Nasaruddin mengemukakan Gemmar Mengaji akan dilaksanakan secara luas di wilayah Indonesia. Pihaknya, melalui Kemenag akan mengoptimalkan gerakan ini sebagai percontohan di enam provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Dareah Istimewa Yogyakarta.

Tak hanya itu, lanjut Nasaruddin, pemerintah akan memberdayakan potensi dakwah umat Islam di akar rumput. Antara lain melibatkan 95 ribu penyuluh agama di penjuru Tanah Air, 300 ribu guru agama, dan 50 ribu pendok pesantren. Tak kalah penting, turut guna mengoptimalkan program ini pemerintah akan mendayagunakan 800 ribu masjid atau musholla dan 496.000 majelis taklim yang tersebar di Indonesia. “Kita gaungkan lagi tradisi positif ini,”papar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement