Kamis 27 Jan 2011 17:53 WIB

NU Kuatkan Budaya Sebagai Metode Dakwah

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nahdlatul Ulama berkomitmen memperkuat pendekatan budaya sebagai salah satu elemen penting dakwah Islam di Tanah Air. Sebab, dengan budaya lah agama Islam dapat diterima baik oleh penduduk pribumi awal kedatangan Islam. Demikian disampaikan oleh wakil sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Abdul Mun’im.

Mun’im yang berbicara dalam acara peluncuran pagelaran Cheng HO di Jakarta, Kamis (27/1), mengatakan kebudayaan Islam lokal saat ini kian terancam oleh beragam budaya dan ideologi baik yang muncul dari kalangan barat ataupun timur. Akibatnya, upaya memperkenalkan Islam sebagai agama yang damai dan cinta keindahan justru semakin buram oleh pertarungan budaya tersebut.

Karenanya, NU dikatakan Abdul, melakukan berbagai upaya agar akulturasi budaya tersebut tetap menjadi khittah kuat organisasi yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari itu. Salah satunya melalui upaya sosialiasi ke pondok pesantren yang merupakan basis kaderisasi potensial di kalangan NU. Termasuk pula memberikan penyadaran kepada warga nahdliyyin akan pentingnya menggunakan budaya dalam berdakwah. “NU concern ke kaderisasi sebagai gerakan cultural dan NU tidak masuk wilayah politik,”kata dia

Pendekatan budaya, kata Abdul, bisa dilakukan memakai berbagai media mutakhir termasuk melalui film sebagai media dakwah kebudayaan. Hanya saja, kiprah warga nahdliyin dalam seni budaya dan perfilman diakui cenderung melemah. Fakta ini bertolak belakang dengan era 70 an. Ketika itu, beragam karya berkualitas berhasil disumbangkan oleh kalangan nahdliyyin.”Kekuatan cultural itulah perlu dikuatkan lagi,”tandas dia.

Sementara itu Ketua Pimpinan Pusat Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (LESBUMI) NU, Ngatawi Al Zastrouw, mengatakan dalam rangka mengokohkan langkah NU itu dan menyambut hari ulang tahun NU ke 85, LESBUMI sebagai wadah pemberdayaan seni dan budaya Islam merasa terpanggil untuk membangkitkan kebudayaan Islam terutama kebudayaan lokal.

Sebab itu, kata Ngatawi, LESBUMI memiliki misi menyebarkan ajaran agama lewat kebudayaan. Melalui akulturasi budaya itulah, LESBUMI menggelar pagelaran CHENG HO pada 29 dan 30 Januari mendatang. Sebuah pagelaran yang menceritakan perihal keteladanan Laksamana Cheng Ho mendakwahkan Islam ke Nusantara dengan metode damai dan tanpa peperangan.

Ke depan, selain menggelar karya seni dan budaya, LESBUMI akan melakukan sosialisasi intensif ke masyarakat tentang pentingnya kebudayaan dalam berdakwah. “Ada empat prinsip yang kita anut tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleransi),dan I’tidal (konsisten),”kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement