Rabu 27 Aug 2014 16:59 WIB

Muslim India Tolak 'Jihad Love'

Rep: mgrol26/ Red: Agung Sasongko
Anak-Anak India tengah membaca Alquran
Foto: AP
Anak-Anak India tengah membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Pemimpin Muslim India telah menolak klaim Perdana Menteri Naranda Modi terkait isu “Jihad Love”. Menurutnya, Jihad Love bertentangan dengan ajaran Islam dan dirasa menuduh muslim menganut sistem komunalisme yang menibulkan ketegangan bagi msyarakat India.

“Jihad merupakan gerakan yang memiliki beberapa tujuan baik seperti Jihad Love, yang baik namun tercela”, kata anggota All India Muslim Personal Law Board (AIMPLB), Maulana Khalid Rashid Farangimahli.

Muslim India sempat naik pitam saat mengomentari Jihad Love. Mereka meyakini aksi ini dilakukan oleh kelompok-kelompok mayoritas India yang menuduh 'memuslimkan' gadis-gadis di India.

Masalah ini muncul selama pertemuan komite kinerja negara BJP di Mathura akhir pekan lalu. Namun, isu ini dibahas diakhir pertemuan akibat tuduhan terhadap partai yang keluar karena menyukai komunalisme.

Farangimahli , ulama Islam dan pemimpin agama menekankan, konversi tidak dapat diterima dalam Islam. Menurut Farangimahli, Islam tidak melakukan Jihad Love. Gerakan Jihad Love hanya propaganda yang salah dengan tujuan melemahkan persaudaraan antar agama.

“Kami menentang seorang gadis atau laki-laki Muslim yang memaksa seseorang dari agama lain untuk pindah agama demi pernikahan,” katanya seperti dikutip onislam.net.

Pendapat Farangimahli diamini oleh Darul Uloom Deoband melalui fatwa yang dikeluarkannya. Dalam fatwanya beisi, memeluk Islam hanya untuk sebuah pernikahan itu salah. Lebih baik tidak ada pernikahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement