Rabu 16 Apr 2014 20:37 WIB

Indonesia Bantu Uni Eropa Bentuk Kurikulum Pendidikan Islam

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Foto: UWORKERS
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia perlu menyambut baik ajakan Uni Eropa menyusun kurikulum pendidikan Islam benua biru. Ini karena, ajakan tersebut mencerminkan umat Islam Indonesia menghargai keberagaman.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Ali Mustafa Ya'qub mengungkap sebagai negara dengan mayoritas penduduknya Muslim, Indonesia telah memperlihatkan bagaimana memperlakukan minoritas. Ini sejalan dengan ajaran Islam dalam memperlakukan minoritas.

"Tetap menghormati non Muslim, jalankan agama masing-masing. Itu prinsip pluralitas agama dalam Islam. Indonesia digunakan sebagai perbandingan dengan Myanmar atau India,'' jelas Ali, Rabu (16/4).

Ali menuturkan perkembangan ajaran Islam di Eropa cukup pesat. Memang, mayoritas Muslim di sana merupakan pendatang. Namun, perlakuan terhadap Muslim cukup baik, ini bisa dilihat adanya sejumlah pengakuan terrhadap komunitas Muslim di sana.

 

"Jika pun ada padangan buruk, saya yakin itu akan sementara yang disebabkan kedengkian," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement