Kamis 13 Mar 2014 02:51 WIB

Amal Bawa Dampak Positif Bagi Mahasiswa Inggris

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Mansyur Faqih
Anak belajar berbagi/ilustrasi
Foto: blogs.houstonpress.com
Anak belajar berbagi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Untuk beberapa mahasiswa Universitas Saint Marry, kegiatan amal membawa dampak positif bagi kehidupan mereka.

"Kesadaran berbagi itu muncul ketika akhirnya saya sadar adanya ketidakseimbangan ekonomi dan pembangunan," kata pegiat kampanye Make Poverty History Abby Emery, seperti dikutip The Guardian, Selasa (11/3). 

Emery sudah aktif dalam kampanye itu selama satu dekade terakhir. "Melihat ke belakang, saya melihat banyak masalah yang ditimbulkan dari kampanye amal yang diinisasi selebriti. Mereka menyederhanakan masalah ini dan memindahkannya lembaga pengembangan masyarakat," kata Emery.

Emery, yang pernah belajar di progran ilmu ekonomi pembangunan Universitas London, memang berharap dapat berkarier pada bidang kemanusiaan.

"Sebenarnya memalukan, mayoritas lulusan universitas yang tidak peduli dengan sektor amal sementara mayoritas sibuk bersaing dalam dunia kerja," kata dia.

Padahal, Emery melihat sektor amal sebagai peluang untuk turut berperan dalam pembuatan kebijakan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang bisa menghasilkan hal efektif untuk membantu warga marginal.

Sektor amal juga dinilai membuat orang yang terlibat di dalamnya lebih menghargai hidup. "Kita belajar banyak hal tentang diri kita yang sebelumnya belum kita tahu," kata seorang mahasiswa program magister pembangunan internasional Universitas Westminster, Salama Mohammed.

Terlibat dalam program amal, Salama belajar lebih sabar, rendah hati, dan lebih menghargai orang lain. Ia merasakan indahnya berbagi dan saling membantu.

"Bekerja di sektor amal membuat pegiatnya merasa puas setiap hari," kata Direktur Program Manajemen Kegiatan Amal Universitas Saint Mary, Dr Geoff Paul.

Menurutnya, memberi makan atau pakaian untuk orang yang membutuhkan membuat hari para pekerja sosial terasa lebih cerah dibanding seharian berhadapan dengan tumpukan kertas.

Mahasiswa Universitas Saint Mary, Inggris memiliki komunitas kegiatan amal dan kerukunan umat bergama. Komunitas ini muncul sebagai respon atas krisis ekonomi dan politik yang menimpa sejumlah negara seperti Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement