Kamis 28 Nov 2013 17:00 WIB

Angola Tak Akui Islam

Muslimah di Angola.
Foto: blogspot.com
Muslimah di Angola.

REPUBLIKA.CO.ID, LUANDA -- Komunitas Muslim Angola membantah bila mereka mendapat perlakuan tidak adil oleh negaranya. "Saya dapat melaksanakan shalat lima waktu di masjid di Luanda. Tidak ada penutupan masjid, apalagi seorang petugas yang menghalangi kami menunaikan kewajiban," ungkap Mohammed Haji, warga Luanda, seperti dilansir onislam.net, Kamis (28/11).

Menurut Haji, sejak lama komunitas Muslim hidup berdampingan secara damai dengan warga non-Muslim. "Sejak lima tahun lalu, saya tidak pernah menghadapi masalah apapun, karena agama atau asal negara saya," kata dia yang seorang pengusaha.

Haji menegaskan mayoritas komunitas Muslim Angola adalah pendatang, umumnya berasal dari Afrika Barat dan Lebanon. "Alhamdulillah, kami memiliki kesejahteraan yang baik, ini karena kami terlibat dalam perdagangan," kata dia.

Beberapa surat kabar Afrika dan Angola melaporkan pemerintah Angola telah memberlakukan kebijakan diskriminatif terhadap Muslim. Sejumlah masjid dihancurkan dengan dalih ilegal.

Direktur Institut Nasional untuk Urusan Agama, Manuel Fernando mengatakan tidak ada perang melawan Islam atau agama lain. " Tidak ada posisi resmi yang menargetkan penghancuran atau penutupan tempat ibadah," kata dia.

Meski demikian, komunitas Muslim mengakui telah mengalami isolasi lantaran agama mereka tidak diakui secaa resmi. "Sangat menyakitkan Islam belum diakui secara resmi. Padahal kita memiliki banyak masjid di seluruh negeri," kata Haji.

Haji mengungkap sudah seharusnya Angola melakukan sensus untuk mendapatkan fakta tentang populasi komunitas Muslim. "Saya percaya jumlah Muslim sekarang ini mencapai 100 ribu orang," kata dia.

Menurut laporan International Religious Freedom pada 2008, Islam di Angola merupakan agama minoritas dengan jumlah penganut antara 80 ribu hingga 90 ribu orang.

Sebagian besar dari mereka adalah kaum pendatang dari Afrika Barat dan keluarga asal Lebanon. Total penduduk di Angola saat ini mencapai 17 juta jiwa.

Mayoritas mereka adalah pemeluk agama Kristen. Sementara, persentase umat Muslim di Angola tidak sampai tiga persen dari total penduduk negeri yang terletak di barat daya Afrika itu.

Dalam dekade terakhir, terutama beberapa tahun belakangan, komunitas Muslim di Angola terus mengalami pertumbuhan. Kegiatan keislaman pun telah menjadi hal yang lumrah di kota-kota besar di negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement