Senin 25 Nov 2013 16:13 WIB

Tekan Pengaruh Islam, Angola Robohkan Masjid

Sebuah masjid di Angola dirubuhkan
Foto: onislam.net
Sebuah masjid di Angola dirubuhkan

REPUBLIKA.CO.ID, LUANDA -- Tindakan ekstrem dilakukan pemerintah Angola terhadap masjid-masjid ilegal. Ini membuat negeri Afrika menjadi negara pertama yang memiliki kebijakan menghancurkan masjid.

Menteri Kebudayaan Angola, Rosa Cruz e Silva, mengatakan tindakan itu diperlukan guna melawan munculnya jamaah yang bertentangan dengan kebudayaan Angola.  "Proses legalisasi kebijakan ini belum setujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Sebelum itu diteken,  semua masjid ilegal ditutup," kata dia seperti dilansir onislam.net, Senin (25/11).

Kebijakan itu tak hanya berlaku untuk kalangan umat Islam saja, tetapi juga umat agama lain. Sayangnya, meski berizin belum tentu tempat ibadah tersebut akan terhindar dari kebijakan ini.

Komentar keras macam ini bukan kali pertama terlontar di kalangan pejabat Angola. Sebelumnya, Presiden Angola Jose Eduardo dos Santos, mengatakan kebijakan penutupan masjid akan menjadi akhir dari pengaruh Islam di Angola.

 

Gubernur Provinsi Luanda, Bento Bento juga mengatakan Muslim tidak diterima di Angola dan pemerintah belum siap legalisasi masjid.

Pada Oktober lalu, Muslim Viana, Luanda dengan isak tangis melihat penghancuran menara masjid Zengo.

Data yang dihimpun Badan Intelijen AS (CIA), sekitar 47 persen populasi Angola memeluk agama tradisional, sisanya Kristen Katolik dan Protestan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement