Selasa 23 Oct 2012 13:59 WIB

Damainya Islam di Kamboja (2-habis)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Muslimah Kamboja.
Foto: usaid.gov
Muslimah Kamboja.

REPUBLIKA.CO.ID, Meski demikian, Pemerintah Kamboja sedikit terganggu dengan tumbuhnya kekuatan Muslim radikal di negara tersebut.

Hun Sen mengatakan, teroris bisa saja datang ke Pemerintah Kerajaan Kamboja dan menyembunyikan diri mereka di bawah spanduk organisasi non-peme rintah.

Ketakutan tersebut muncul karena semakin banyak organisasi Muslim di luar Kamboja yang masuk ke negara itu. Mereka menyirami Muslim Kamboja dengan bantuan dana.

Mereka pun ditengarai mencoba mengubah tingkah laku dan atmosfer populasi Muslim di sana. Hal ini ditakutkan akan merusak toleransi agama yang telah terbangun sejak dulu.

Kekhawatiran itu tidak hanya menjadi milik pemerintah. Muslim Kamboja pun merasa takut dengan kemungkinan tersebut. Salah satu organisasi Muslim radikal yang mereka khawatirkan adalah jaringan Alqaidah yang dipercaya masih ada saat ini.

Menurut mereka, kekerasan yang dilakukan Alqaidah mengingatkan mereka dengan apa yang dilakukan oleh Khmer dahulu.

“Mereka mengingatkan kami ketika Kamboja masih dalam kontrol Polpot, pembantaian yang dilakukan Khmer tidak jauh berbeda dengan Alqaidah,’” ujar Sleyt Ry, Direktur Pendidikan Agama di Islamic Centre Kamboja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement