Rabu 17 Oct 2012 20:25 WIB

Geliat Islam di Eropa Barat (2)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Muslim Prancis saat berunjuk rasa menentang larangan jilbab.
Foto: Reuters
Muslim Prancis saat berunjuk rasa menentang larangan jilbab.

REPUBLIKA.CO.ID, Meski demikian, pertumbuhan Islam di Eropa semakin tinggi setelah Perang Dunia II, ketika semakin banyak orang dari Afrika, Timur Tengah, dan Indo Pakistan yang berimigrasi ke Eropa.

Mereka datang ke Eropa untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di benua itu.

Setelah Perang Dunia II, industri di Eropa Barat tumbuh sangat cepat. Sementara sumber daya manusia di Eropa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Maka, berdatanganlah para imigran, termasuk imigran Muslim, ke Eropa.

Terus tumbuh

Kini, Islam menjadi agama dengan jumlah penganut terbanyak kedua di Eropa setelah Kristen. Jumlahnya mencapai 45 juta orang.

Ada tiga negara di Eropa dengan penduduk mayoritas Muslim yakni Kosovo (90 persen Muslim), Republik Albania (80 persen), dan Bosnia Herzegovina (55 persen).

Sementara di Eropa Barat, Prancis menjadi negara dengan penduduk Muslim terbesar. Jumlah Muslim di negeri itu mendekati lima juta jiwa. Disusul oleh Jerman yang memiliki warga Muslim sebanyak empat juta jiwa.

Sebagian besar dari mereka berasal dari Turki. Populasi Muslim di Inggris juga tergolong besar, yakni sekitar tiga juta dan telah memiliki pengaruh dalam sektor politik, ekonomi, budaya, dan media.

Jumlah Muslim di Belanda mencapai satu juta jiwa atau enam persen dari total penduduk. Sementara persentase Muslim di ibu kota Belanda, Amsterdam, mencapai 25 persen, setara dengan jumlah Muslim di Kota Marseille, Prancis dan Malmo, Swedia.

Ketika populasi Muslim di banyak negara Eropa terus bertambah, tak demikian halnya dengan Yunani dan Slovenia. Dua negara ini paling tidak apresiatif terhadap Islam. Bahkan, hingga saat ini, belum ada satu pun masjid resmi di Yunani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement