Rabu 12 Sep 2012 18:30 WIB

Ulama Penyokong Jamaah Tabligh (1)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Anggota Jamaah Tabligh saat belajar bersama di sebuah madrasah di Ferozepur Jhirka, India.
Foto: twocircles.net
Anggota Jamaah Tabligh saat belajar bersama di sebuah madrasah di Ferozepur Jhirka, India.

Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandahlawi (1887-1948)

Syekh Maulana Muhammad Ilyas merupakan pendiri Jamaah Tabligh. Ia lahir pada 1303 H (1886 M) di Desa Kandahlah di kawasan Muzhafar Nagar, Utar Prades, India.

Ayahnya bernama Syekh Muhammad Ismail dan ibunya bernama Shafiyah Al-Hafidzah. Keluarga Maulana Muhammad Ilyas terkenal sebagai gudang ilmu agama.

Syekh Ilyas pertama kali belajar agama pada kakeknya, Syekh Muhammad Yahya. Ia adalah seorang guru agama pada madrasah di kota kelahirannya.

Kakeknya adalah penganut mazhab Hanafi dan teman dari seorang ulama dan penulis Islam terkenal, Syaikh Abul Hasan Al-Hasani An-Nadwi. Sejak saat itulah ia mulai menghafal Alquran.

Sejak kecil, roh dan semangat agama telah tampak dalam dirinya. Ia memiliki kerisauan terhadap umat, agama, dan dakwah. Allamah Asy-Syekh Mahmud Hasan, guru besar ilmu hadis pada madrasah Darul Ulum Deoband, pernah berkata, “Sesungguhnya, apabila melihat Maulana Ilyas, aku teringat kisah perjuangan para sahabat.” Syekh Ilyas wafat pada 1948.

Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi (1917-1965)

Sepeninggal Syekh Maulana Ilyas, tampuk kepimimpinan Jamaah Tabligh diteruskan oleh putranya, Syekh Muhammad Yusuf Kandahlawi. Ia lahir pada 25 Jumadil Awal 1335 H (20 Maret 1917) di Desa Kandahlah, India. Esposito menggambarkan sosoknya sebagai seorang organisatoris hebat dan pekerja ulet.

Muhammad Yusuf sudah hafal Alquran pada usia sepuluh tahun. Selepas tamat belajar Alquran, ia melanjutkan dengan mempelajari hadis dan ilmu-ilmu Islam lainnya. Dia juga menghabiskan sebagian besar masa dewasanya dengan melakukan perjalanan bersama kelompok-kelompok pengkhutbah di seluruh Anak Benua India-Pakistan.

Selama di bawah kepemimpinannya, gerakan operasi Jamaah Tabligh diperluas hingga melintasi provinsi-provinsi di bagian utara India. Ia juga menggalang ribuan kelompok untuk melakukan perjalanan ke seluruh India.

Selama masa jabatannya pula, aktivitas Jamaah Tabligh menyebar ke negeri-negeri di Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Ia wafat di Lahore dalam usia 48 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement