Jumat 08 Jun 2012 15:56 WIB

Tolak Islam, Politikus Jerman Lupakan Sejarah

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Christian Wulff
Foto: the thelegraf
Christian Wulff

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Politikus Jerman secara teratur dan terorganisir membantah bahwa Islam bagian dari Jerman. Mereka sepakat identitas Jerman dibentuk oleh era pencerahan, dan Islam tidak menjadi bagian dari identitas itu.

Di awal, Presiden Jerman terpilih Joaching Gauck meralat pernyataan pendahulunya, Christian Wulf, tentang Islam bagian dari Jerman. Menurut dia, Islam itu hanya menetap di Jerman. Anggota senior parlemen konservatif, Volker Kauder, pun tak kalah lantang bersuara. Baginya, Islam bukanlah bagian dari tradisi dan identitas Jerman.

Selanjutnya, Menteri Dalam Negeri Hans-Peter Freiedrich segera memberikan penegasan bahwa pernyataan Islam bagian dari Jerman tidak dapat dibuktikan dari sejarah. "Yang benar itu, Jerman dibentuk oleh era pencerahan," kata dia seperti dikutip spiegel.de, Jum'at (8/6).

Selepas era Nazi, kanselir Konrad Adenaure berkomitmen untuk membawa semangat budaya Kristen dan barat saat membangun ulang Jerman yang saat itu babak belur. Ia pun berhasil membawa Jerman bangkit sehingga menapaki kejayaan baru. Dari prestasi itulah, klaim politisi Jerman dibangun.

Klaim itu selanjutnya dinilai sinis oleh pimpinan komunitas muslim. Mereka berpendapat, apa yang dipikirkan politisi Jerman itu melupakan bahwa ada era di mana budaya barat sempat mengalami masa kegelapan dan Islam muncul membawa harapan dan perubahan baru bagi dunia saat itu. "Mereka secara elegan mengabaikan sisi kelam dari budaya barat, pada saat bersamaan mereka mengklaim masa pencerahan dengan berdiri di atas kaki muslim," kata Aiman Mazyek, kepala Dewan Pusat Muslim.

Komentar Mazyek cukup mengena guna melawan kesombongan politisi Jerman dalam memandang muslim. Dua generasi Jerman terdahulu hancur namun tidak dimasukan dalam bagian dari kejayaan Jerman masa kini. Mereka, kata Mazyek lupa dengan latar belakang lahirnya kata-kata, seperti 'laksamana', 'aljabar', 'alkohol', atau 'atlas'.

"Lihatlah buku sejarah, Sultan Mehmed II berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, lalu berdirilah kerajaan Muslim yang selama 300 tahun beraliansi dengan Inggris (Anglikan) dan Perancis (Katolik)  untuk mengalahkan Hapsburg (Jerman)," kata Mazyek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement