Jumat 25 Nov 2011 19:21 WIB

Bangun Persahabatan, Muslim dan Yahudi Belanda Bersih-bersih Makam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM – Ahad (20/11) lalu, sekelompok remaja Belanda berkumpul di sebuah jalan kecil yang tertutupi rumput dan alang-alang. Mereka tengah bersiap untuk menjalankan sebuah proyek unik, yakni bersih-bersih kuburan.

Bukan sekedar bersih-bersih makam, ada misi lain di balik aksi simpatik tersebut. Pertama, pemakaman yang dibersihkan adalah pemakaman Yahudi Zeeburg. Kedua, tidak hanya kalangan Yahudi saja yang turut ambil bagian tetapi juga kalangan Muslim. Ya, mereka tengah membangun sebuah jembatan persahabatan antara dua komunitas yang berbeda.

"Ayo teman-teman, mari kita pergi!" ajak seorang relawan, Alfie de Vries (13), kepada teman-temannya, Jonas Poolman dan Max Zegerius serta sekitar 30 remaja lain, Jum'at (25/11).

Dengan bantuan Ahmed Bularoez, (21), mereka segera membersihkan makam dari rumput liar dan alang-alang yang mengelilinginya. "Ayo, ada nisan lain yang belum dibersihkan," teriak De Vries, kepada Poolman, Zegerius dan Bularoez yang tengah beristirahat sejenak.

De Vries, Poolman dan Zegerius adalah Yahudi. Sementara Bularoez, anak buruh migran Maroko yang datang ke Belanda pada 1970-an, adalah Muslim.

"Ide aksi bersih-bersih yang melibatkan Yahudi dan Muslim dipicu dengan insiden anti semit," ungkap salah satu penyelenggara proyek, Rabbi Lody van de Kamp, sebagaimana dikutip Al-Arabiya.net.

Dalam insiden yang disiarkan televisi itu, tampak dua remaja Maroko tengah mengenakan topi Yahudi. Lalu, remaja Maroko lain tengah memberi hormat khas Nazi Jerman. Insiden-insiden itu tengah menjadi perbincangan hangat di Belanda.

Dimintai komentar, Boularoez mengatakan ketika seseorang berbuat baik, lalu anda diketahui seorang Maroko, maka anda akan dicap melakukan hal buruk. "Namun, proyek ini sungguh fantastis," katanya.

Said Bensellam, seorang tokoh penting komunitas Maroko mengaku berinisiatif untuk menghubungi Van De Kamp guna memperbaiki hubungan antar kedua komunitas setelah insiden. Lalu muncullah ide bersih-bersih makam Zeeburg. "Kami ingin menunjukkan solidaritas dengan komunitas Yahudi," kata Said.

Dibuka pada tahun 1714, pemakaman ini merupakan salah satu pemakaman tertua Yahudi di Belanda dan Eropa. Pemakaman ini dipertahankan ketika Perang Dunia tengah berkecamuk.

Keberadaan pemakanan ini ditemukan kembali sekitar dua tahun lalu, ketika polisi menangkap dua anak-anak tengah bermain permainan paintball di antara batu nisan.

Kini, pemakaman yang tidak terurus ini, akan dikembalikan lagi fungsinya. Proyek Van De Kamp dan Bensellam akan memulai pengembalian fungsi itu dalam lima hari ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement