Senin 07 Nov 2011 13:43 WIB

Muslim Cina Rayakan Idul Adha Senin Ini

Muslim China menunaikan shalat Idul Adha di Linxia, Provinsi Gansu, China. (ilustrasi)
Foto: AP/Xinhua, Gao Jianjun
Muslim China menunaikan shalat Idul Adha di Linxia, Provinsi Gansu, China. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YINCHUAN, CINA - Umat Muslim di China, khususnya di provinsi Ningxia dan Xinjiang melakukan shalat Idul Adha, Senin, 7 November, dan mendapatkan libur selama empat hari di Ningxia dan tiga hari di Xinjiang.

"Seluruh kantor pemerintahan libur selama empat hari untuk menghormati etnis Hui, sebagai etnis mayoritas di Ningxia dimana etnis Hui identik dengan Muslim," kata wakil dewan agama Ningxia, Li Wen Ming, saat jumpa pers dengan para wartawan Indonesia dan Malaysia di Yinchuan, Ningxia, Senin (7/11).

Libur empat hari pada hari raya Idul Adha di provinsi Ningxia adalah untuk menghormati etnis Hui sebagai etnis mayoritas di sini. Dari jumlah penduduk Ningxia 6,3 juta orang, populasi etnis Hui mencapai 2,25 juta yang semuanya beragama Islam atau Muslim, katanya.

Sementara itu di Xinjiang libur selama tiga hari berturut-turut. Masjid Idkah, salah satu masjid terbesar di China, di kota Kashgar, provinsi Xinjiang, siap menerima sekitar 100.000 orang yang melakukan shalat sunat Idul Adha.

"Tahun lalu, ada sekitar 100.000 orang yang melakukan shalat Idul Adha di sini," kata imam Masjid Idkah, Kasghar, Ilma.

Di Kashgar, kota strategis dalam jalur sutra ini, rakyat etnis Uyghur yang dominan di provinsi Xinjiang akan merayakan Idul Adha dengan menari dan bernyanyi di tempat umum. Masjid Idkha memiliki halaman luas di tengah kota yang biasanya juga digunakan untuk masyarakat etnis Uyghur merayakan libur Idul Adha dengan menari dan menyanyi.

Berbeda dengan Xinjiang dengan etnis Uyghur, di provinsi Ningxia, etnis Hui yang juga beragama Islam merayakan Idul Adha dengan memasak daging kurban dan makan bersama keluarga. Hanya propinsi yang diberikan otonomi khusus karena mayoritasnya muslim saja yang libur berkaitan dengan Idul Adha. Propinsi lainnya tidak libur.

Walaupun di bawah pemerintahan Partai Komunis China, namun kehidupan beragama Islam di propinsi yang etnis mayoritasnya Muslim dapat berkembang baik. Banyak terdapat masjid di propinsi Xinjiang dan Ningxia.

Di provinsi Ningxia dengan populasi muslim 2,25 juta dari total penduduk 6,3 juta, terdapat sekitar 3.700 masjid dan sekolah agama Islam.

Bahkan di Kashgar, salah satu kota di provinsi Xinjiang, nama toko, perkantoran, jalan dan penunjuk jalan menggunakan tiga bahasa sekaligus yakni bahasa Uyghur yang menggunakan bahasa Arab, bahasa Mandarin, dan bahasa Inggris.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement