Selasa 25 Jan 2011 12:22 WIB

Rencana Barat Pecah Belah Islam: Memecah Mesir Jadi Tiga Bagian

Piramida Mesir, ilustrasi
Piramida Mesir, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Apa yang terjadi di beberapa negara Islam, seperti di Irak, Sudan Yaman dan Maghreb, ditengarai bukanlah kondisi yang biasanya terjadi. Karena itu, tudingan akan adanya 'tangan-tangan' pihak luar, dalam hal ini dunia Barat, pun mengemuka.

Setidak itulah yang diungkapkan Syekh Al-Azhar DR Ahmed Al-Tayeb. Bahkan, ia mengingatkan adanya rencana 'jahat' Barat yang ditujukan untuk memecah belah dunia Arab. Pernyataan ini muncul selama pertemuan Syeikh Al-Azhar pada Senin (25/1) dengan delegasi Dewan Luar Negeri Amerika di Al-Azhar yang dihadiri 23 tokoh terkemuka dari anggota Dewan diketuai oleh seorang Amerika Howard Cox.

Syaikh Al-Azhar mengkritik desas-desus tentang adanya seruan dari Barat yang bertujuan untuk membagi Mesir menjadi tiga negara kecil, satu untuk muslim, satu Kristen dan yang ketiga untuk Nubia. Mengenai Mesi, Ia menegaskan bahwa Mesir merupakan salah satu negara tertua dalam sejarah dan paling kohesif.

Al-Tayeb menyatakan penyesalan terhadap seruan-seruan dari luar tersebut, memperingatkan adanya skema Zionis yang bertujuan merobek dunia Arab, untuk menjadikan "Israel" sebagai negara terbesar dan paling berkuasa atas wilayah tersebut.

Serangan Barat terhadap Islam:

Al-Tayeb mengkritik, selama pertemuannya dengan delegasi, mengkritik penyerangan media Barat terhadap Islam, menekankan bahwa pelecehan pihak barat terhadap ajaran Islam dan didukung dan didorong oleh gerakan politik 'jahat', dan menyerukan media Barat dan Muslim untuk bersama menanggapi kampanye tendensius tersebut, menurut situs surat kabar Al-Ahram.

Menanggapi pertanyaan oleh salah satu anggota delegasi Amerika, tentang peran Al-Azhar di masa akan datang, Al-Tayeb menjelaskan bahwa Al Azhar bekerja keras untuk mengkonsolidasikan persatuan nasional dan untuk mencapai pemulihan hubungan antara sekte Islam, dan untuk membangun jembatan pemahaman dan pertemuan antara sesama manusia.

Dari pihak lain, anggota delegasi AS itu menyampaikan penghargaan atas peran Al-Azhar dalam penyebaran moderasi dan toleransi Islam, dan mereka meminta Syeikh Al-Azhar bekerja untuk menyebarkan ideologi ulama Sufi seperti Jalal al-Din Rumi, dan membendung pemikiran ekstremis.

Syaikh Al-Azhar mengembalikan perbedaan agama karena alasan politik, menekankan keinginan Al-Azhar untuk menyatukan kaum muslimin diatas satu kata, dan menghapus penyebab perbedaan.

Al-Tayeb menarik perhatian ke penerimaan Universitas Al-Azhar saat ini, sebuah delegasi mahasiswa dari universitas "Yale" Amerika yang belajar dengan beasiswa penuh untuk satu tahun akademik.

sumber : Islammemo/voa-Islam
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement