Sabtu 03 Jul 2010 00:48 WIB

Ahli Edukasi Inggris Prihatin Banyak Siswa Muslim tak Ikut Kelas Musik

Tampak dua orang siswa Inggris yang sedang mengikuti kelas musik.
Foto: dailymail
Tampak dua orang siswa Inggris yang sedang mengikuti kelas musik.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Sebagian anak-anak beragama islam di Inggris mundur dari kelas musik, karena sebagian orangtua mereka meyakini alat musik yang dimainkan anti-islam.

Langkah itu tetap saja dilakukan orangtua, padahal kelas musik merupakan bagian wajib dari kurikulum nasional.

Meskipun orangtua memiliki hak untuk menarik anak-anaknya dari kelas edukasi seks atau agama, namun tidak ada hak otomatis untuk menarik anaknya dari kelas pelajaran seperti musik.

Salah satu pengajara mengatakan, hampir setengah dari anak-anak muslim ditarik dari kelas musik selama bulan Ramadhan.

Sementara itu, Muslim Council di Inggris mengatakan, pelajaran musik tersebut kemungkinan tidak bisa diterima oleh sekitar 10 persen dari populasi muslim di Inggris.

Namun, pada beberapa aliran Islam seperti Sufi yang dominan di Pakistan dan India, musik religius seta bernyanyi merupakan bagian dari kegiatan utama.

Sebuah investigasi yang dilakukan oleh BBC di salah satu sekolah dasar di London mengungkap, sekitar 20 anak dikeluarkan dari latihan musik natal dan seorang anak perempuan berusia lima tahun sama sekali tidak diperbolehkan untuk kelas musik.

Sebagian umat muslim meyakini, memainkan alat musik dan bernyanyi dilarang oleh Islam.

Salah satu sekolah Herbert Morrinson Primary di Lambeth, sekitar 29 persen dari siswana berasal dari keluarga muslim Somalia. Menurut Kepala Sekolah, Eileen Ross, sebagian keluarga tidak ingin anak-anaknya bermain alat musik dan mereka tidak mendengarkan musik di rumah.

Seorang anak perempuan bahkan ditarik secara permanen dari kurikulum musik, yang merupakan proyek pemerintah agar siswa dapat belajar alat musik seperti biola.

"Sudah ada 18 atau 22 anak yang ditarik dari sesi tertentu di kelas musik, tapi saat ini, hanya ada satu anak yang ditarik secara permanen dari kurikulum musik," ujar Eileen Ross kepada BBC.

Hal itu bukan bagian dari keyakinan mereka, dan mereka merasa hal itu bisa menjauhkan anak dari keyakinannya. Hal itu meningkatkan keprihatian di kalangan para ahli edukasi Ofsted di Inggris.

Ahli pendidikan musik dan Muslim dari Open University, Dr Diana Haris mengatakan, dia mengunjungi sekolah-sekolah dimana setengah dari anak-anak ditarik dari kelas musik oleh orangtua mereka selama bulan Ramadhan.

"Sebagian besar orangtua tidak memahami alasan mengapa mereka menarik anak-anaknya dari kelas musik. Mayoritas mereka mengatakan, hal itu tidak bisa diterima dan salah satu orang yang mengatakan hal itu adalah Imam mereka," tuturnya.

Seorang juru bicara Ofsted mengatakan musik adalah bagian penting dari pendidikan anak atau remaja asal mana pun. Contoh dari perlakuan tak sama diantara anak-anak menghadirkan perhatian yang mendalam.

sumber : dailymail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement