Senin 07 May 2018 21:55 WIB

Masuk Surga Bersama Musa

Doa adalah senjata orang beriman.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Surga (ilustrasi)
Foto: blogspot.com
Surga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Suatu hari Rasulullah bertamu ke rumah seorang Badui. Tuan rumah begitu menghormatinya sehingga Nabi Muhammad memintanya untuk bergantian bertandang ke kediaman Nabi. Benar saja, orang Badui itu mendatangi Rasulullah. Kepada utusan Allah itu dia meminta harta benda seperti seekor unta betina lengkap dengan pelananya sebagai tunggang an dan domba betina agar dapat diperah susunya.

Rasulullah merasa permintaan orang badui itu terlalu kecil. Lantas sang nabi menceritakan kisah wanita tua yang hidup di masa Nabi Musa. Padahal, jika orang Badui ini meminta hal yang sama, doa Rasulullah sesungguhnya mustajab termasuk kebaikan dunia akhirat.

Wanita tua itu adalah Bani Israil pengikut Musa AS. Semasa hidupnya pernah mengutarakan satu permintaan besar, yaitu masuk surga bersama Musa. Pilihan itu jauh lebih berharga daripada unta, sapi, dan kambing.

Permintaan itu bermula dari per jalanan Musa bersama Bani Israil meninggalkan Mesir. Di pertengahan jalan mereka selalu tersesat. Kemudian, ulama Bani Israil mengingatkan Musa bahwa mereka pernah berjanji untuk membawa serta jasad Nabi Yusuf menuju Yerusalem.

Umar Sulaiman al-Asyqar dalam Kisah- Kisah Sahih dalam Alquran dan Sunah melanjutkan kisahnya, Musa kemudian menanyakan siapa di antara mereka yang me ngetahui kuburan Yusuf. Mereka mengarahkan Musa kepada seorang nenek. Dialah orang yang mengetahui di mana jasad nabi itu dikebumikan.

Namun, meski diperintahkan Musa untuk menunjukkan di mana kuburan itu, dia tetap tidak mau. Musa harus terlebih dahulu mengabulkan permintaannya, yaitu dia ingin masuk surga bersama Musa. Permintaan itu pada mulanya ditolak, tapi kemudian Allah meminta sang nabi untuk mengabulkannya.

Orang tua itu kemudian mengarahkan mereka ke sebuah danau. Dia memerintahkan semua orang untuk mengeringkan danau itu. Bani Israil juga diminta menggali sebidang tanah. Baru kemudian terlihat tulang-belulang Yusuf. Mereka membawa serta itu semua ke Yerusalem.

Pelajaran berharga dari kisah ini adalah, barang siapa meminta kepada Allah atas perkara-perkara yang tinggi, niscaya akan dikabulkan walaupun dia tidak mencapai derajat orang-orang yang berhak meraih derajat tersebut. Ada orang yang berdoa ingin mati syahid.

Allah akan mengabulkannya meskipun orang itu mati di atas tempat tidurnya. Ada pula yang meminta mencapai derajat ulama atau orang yang dermawan. Allah akan mewujudkannya walau pun tidak beramal seperti ulama ataupun orang dermawan.

Seperti wanita tua tadi, beberapa sahabat berambisi meraih derajat tinggi. Di antara mereka adalah Ukasyah bin Mihshan. Dia memohon kepada Rasulullah agar termasuk dalam 70 ribu golongan manusia terpilih yang masuk surga tanpa hisab.

Wajah mereka seperti wajah rembulan di malam purnama. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak meludah. Lalu, Rasulullah menyampaikan kepada Ukasyah bahwa dia adalah satu dari mereka.

Abu Bakar berambisi dipanggil dari segala pintu surga. Termasuk pula sahabat yang memohon kepada Rasulullah agar bisa menemaninya di surga. Lalu, beliau bersabda, "Bantulah aku atas dirimu dengan memperbanyak sujud." 

Doa merupakan senjata orang beriman. Umat Islam diminta terus ber doa kepada Allah. Mintalah apa saja yang diinginkan. Ada yang mengucapkan shalawat. Ada pula yang meminta dilimpahkan rizki penuh berkah. Semua permintaan itu akan sampai kepada Sang Pencipta. Allah kemudian mengabulkan permintaan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement