Sabtu 05 May 2018 13:52 WIB

Nusaibah, Perempuan Pertama di Madinah yang Memeluk Islam

Sosok Nusaibah binti Ka'ab menjadi satu di antara banyak tokoh Muslimah yang perlu di

Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Sosok Nusaibah binti Ka'ab menjadi satu di antara banyak tokoh Muslimah yang perlu dijadikan teladan bagi generasi saat ini. Nusaibah merupakan perempuan dari Bani Najjar yang dikenal dengan sebutan Umm `Ammara.

 

Ia adalah sahabat Nabi Muham mad SAW yang terkenal pemberani. Ia juga selalu siap siaga ketika dibutuhkan oleh Rasulullah. Ketika terdapat 74 tokoh Islam yang terdiri dari ulama, prajurit dan negarawan dari Madinah berkumpul untuk bersumpah setia kepada nabi, di antaranya terdapat dua perempuan, yaitu Umm Munee Asma dan Nusaibah sendiri.

 

Nusaibah merupakan perempuan pertama dari Madinah yang memeluk Islam. Ia juga yang menyebarkan agama tersebut kepada masyarakat Madinah, khususnya kepada para perempuan di sana.

 

Sosok Nusaibah dikisahkan da lam banyak artikel sebagai perempuan yang berani dalam medan pertempuran. Ia salah satu to koh pejuang perempuan dalam Pe rang Uhud. Ia ikut mengangkat pe dang melawan musuh-musuh- nya.

 

Namun, sebelum Nusaibah terjun dalam peperangan, dia ikut berperan membantu perempuan- perempuan lainnya di da pur. Nusaibah menyediakan ma kan an bagi para pasukan perang. Ketika suatu saat, pasukannya terdesak musuh dan menghadapi kekalahan di depan mata, Nusai bah kemudi- an memutuskan meng ambil pedang dan ikut ber tempur.

 

Ia adalah orang yang secara langsung memberikan perlindung an kepada Rasululllah ketika mendapatkan serangan musuh. Meskipun ia harus mendapatkan luka akibat serangan musuh, tak menyurutkan semangat- nya me lin dungi Rasulullah.

 

Ia juga dikisahkan pernah secara langsung membiarkan tubuh nya menerima luka senjata untuk melindungi Rasulullah. Pada luka kedua belas yang menembus bahunya ia jatuh pingsan. Bahkan, ketika ia sadar kembali setelah pingsan selama sehari, ia langsung menanyakan kondisi Ra sulullah. Kemudian, sosok Nu saibah juga dikenal sebagai pe rem puan yang memiliki kesabar an. Ia juga mempunyai kepedulian terhadap orang lain. Ketika salah seorang putranya gugur da lam sebuah pertempuran, Nusai bah dengan sabar mengikhlas kannya.

 

Nusaibah meyakini bahwa put ranya tersebut akan mendapatkan tempat yang tinggi di sisi Allah SWT. Ia bahkan bangga ketika mendengar kematiannya tersebut. Pada Perang Uhud, de ngan luka yang diterimanya, Nu sai bah harus menghabiskan waktu setahun agar lukanya sembuh kembali.

 

Selain terlibat dalam Perang Uhud, Nusaibah bersama suami dan putra-putranya terlibat dalam Perang Khaibar, Perang Hunain, Hudaibiyah dan Yamamah. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, sebagaimana Perang Uhud, ia juga memegang senjata untuk ikut berperang di samping mengurus logistik dan pengobatan.

 

Wafatnya Rasulullah membuat banyak Muslim kembali mur tad dan enggan untuk berza- kat. Situasi tersebut membuat sahabat Abu Bakar Ash-Shiddq mem bentuk pasukan untuk memerangi mereka yang murtad.

 

Putra Nusaibah, Habib, ditun- juk Abu Bakar sebagai utusan un tuk menyampaikan surat kepada Musailamah Al-Kadzdzab. Mu sailamah merupakan orang yang mengaku nabi waktu itu.

 

Namun, perlakuan Musailamah terhadap Habib sebagai utus an Abu Bakar membuat Habib syahid. Musailamah menyik- sanya dengan memotong anggota tubuhnya satu per satu. Perlakuan tersebut membuat Nusaibah terpukul.

 

Ketika Perang Yamamah meletus, Nusaibah dan putranya, Ab dullah, ikut memerangi Musailamah hingga tewas di tangan mereka berdua. Nusaibah kemu- dian meninggal beberapa tahun setelah Perang Yamamah.

 

Ketokohan Nusaibah sebagai bagian sejarah Islam tak lekang oleh zaman. Namanya harum bersama para tokoh Muslimah lainnya yang berjuang demi mene- gakkan agama Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement