Sabtu 21 Apr 2018 21:18 WIB

Sejarah Perguruan Tinggi Peradaban Islam

Para ilmuwan dan penguasa Muslim berhasil menciptakan sebuah terobosan.

 Ilustrasi Universitas Islam
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Universitas Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejarah mencatat universitas pertama di dunia lahir dari rahim peradaban Islam. Para ilmuwan dan penguasa Muslim di era keemasan berhasil menciptakan sebuah terobosan penting dalam sejarah manusia dengan mendirikan universitas (jami'ah).

Pada masa itu, tak ada satu pun peradaban di muka bumi yang mengenal sistem pendidikan tinggi. Universitas alias jami'ah pertama yang lahir dari rahim peradaban Islam adalah Universitas Al-Qarawiyyin (Jami'ah Al-Qarawiyyin). Perguruan tinggi yang berada di kota Fez, Maroko itu didirikan pada tahun 859 M. 

Guinness Book of World Records pada 1998 itu menempatkan Universitas Al-Qarawiyyin sebagai perguruan tinggi tertua dan pertama di seantero jagad yang menawarkan gelar kesarjanaan. Selain Universitas Al-Qarawiyyin, peradaban Islam pun mendirikan Universitas  Al-Azhar yang hingga kini masih tetap menjadi yang terbaik.

Sejarah Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di Indonesia bermula pada awal 1945,  ketika Masyumi memutuskan untuk mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta.  Keputusan Masyumi itu merupakan kelanjutan dari usaha-usaha yang pernah dicoba oleh MIAI sejak awal 1943.

Namun ada pula sumber yang menyebutkan bahwa, pendirian lembaga pendidikan tinggi Islam sudah dirintis sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, saat itu, Dr Satiman Wirjosandjoyo pernah mengemukakan pentingnya keberadaan lembaga pendidikan tinggi Islam untuk mengangkat harga diri kaum Muslim di Hindia Belanda yang terjajah.

STI terwujud  pada 8 Juli 1946  di Jakarta di bawah pimpinan Prof. Abdul Kahar Muzakkir. STI merupakan realisasi kerja yayasan Badan Pengurus Sekolah Tinggi Islam yang dipimpin oleh Drs. Mohammad Hatta sebagai ketua dan M. Natsir sebagai sekretaris. Ketika masa revolusi kemerdekaan, STI ikut Pemerintah Pusat Republik Indonesia hijrah ke Yogyakarta dan pada  10 April 1946 dapat dibuka kembali di kota itu.

Sidang Panitia Perbaikan STI yang dibentuk pada  November 1947 memutuskan pendirian Universitas Islam Indonesia (UII) pada 10 Maret 1948 dengan empat fakultas: Agama, Hukum, Ekonomi, dan Pendidikan. Pada 20 Februari 1951, Perguruan Tinggi Islam Indonesia (PTII) yang berdiri di Surakarta bergabung dengan UII yang berkedudukan di Yogyakarta.

Pascakemerdekaan, pemerintah mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), yang diambil dari Fakultas Agama UII (Yogyakarta) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1950. Penetapan PTAIN sebagai perguruan tinggi negeri diresmikan pada 26 September 1951 dengan jurusan Dakwah (kelak Ushuluddin), Qodlo (kelak menjadi Syariah) dan Pendidikan (Tarbiyah).

Sementara di Jakarta, berdiri Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) pada 14 Agustus 1957 berdasarkan Penetapan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1957. Seiring lahirnya Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 1960 tentang pembentukan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), maka PTAIN Yogyakarta dan ADIA Jakarta menjadi IAIN "Al-Jami'ah al-Islamiah al-Hukumiyah" dengan pusat di Yogyakarta. 

Kini, di Indonesia terdapat enam universitas Islam negeri (UIN), 12 institut agama Islam negeri (IAIN) dan sejumlah sekolah tinggi agama Islam negeri (STAIN) di beberapa kota di Tanah Air.  

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement