Jumat 20 Apr 2018 14:49 WIB

Kajian Matematika dalam Peradaban Islam

Kajian ini tumbuh pesat di Magrib.

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendar ilmu pengetahuan di dunia Islam menyebar merata. Sebab, perkembangan tradisi keilmuan tak hanya berkutat pada wilayah tertentu, seperti Baghdad di Irak atau Kordoba di Spanyol. Islam pada masanya dikenal sebagai lumbung ilmu.

Tradisi ilmu pun menembus wilayah Maghrib, yang mencakup Maroko, Aljazair, dan Tunisia. Matematika menjadi salah satu kajian yang berkembang pesat di sana, terutama dalam kurun waktu abad ke-9 hingga abad ke-11. Sejumlah pakar matematika bersinar dan memberikan kontribusi besar.

Ifriqiya, ibu kota Kairouan, Tunisia, menjadi cikal bakal perkembangan tradisi ilmiah, termasuk kajian matematika di Maghrib. Para pakar matematika yang tumbuh pada masa itu seakan menjadi peletak dasar bagi perkembangan ilmu tersebut pada kemudian hari.

Dua tokoh di antaranya adalah Yahya al-Kharraz dan muridnya, Yahya al-Kanuni, yang hidup antara tahun 828 hingga 901 Masehi. Sang murid, Yahya al-Kanuni, menulis buku berjudul Maghribian Book of Hisba yang berisi uraian tentang transaksi perdagangan di pasar. Pakar lainnya adalah Shuqrun ibnu Ali.

Ahmed Djebbar, seorang profesor di University of Sciences and Technologies Lille I, Lille, Prancis, dalam tulisannya, Mathematics in the Medieval Maghrib: General Survey on Mathematical Activities in North Africa mengatakan, Shuqrun memiliki kecakapan khususnya dalam perhitungan waris.

Shuqrun menguraikan secara perinci perhitungan waris dalam sebuah buku. Bahkan, ia dikenal sebagai orang pertama di wilayah Maghrib yang melahirkan karya semacam itu. Seorang cendekiawan bernama Ibnu Khayr mengungkapkan, buku karya Shuqrun menjadi bahan ajar matematika.

Bahkan, ujar Ibnu Khayr, karya Shuqrun masih digunakan hingga abad ke-12 dalam berbagai kajian matematika. Pada masa selanjutnya, matematika kian mengalami perkembangan menggembirakan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya karya dan pakar matematika.

Sosok lainnya, Abu Sahl al-Qayrawani, hadir pada abad ke-9 dan menambah deretan nama pakar matematika. Orang tuanya berasal dari Baghdad, Irak. Ia menorehkan prestasi gemilang karena menjadi cendekiawan pertama yang masyhur dengan karya-karya gemilangnya.

Salah satu karya besar yang ia hasilkan adalah Kitab fi al-hisab al-Hindi atau Book on Indian Calculation. Buku ini menguraikan tradisi aritmatika Arab yang memiliki akar dari tradisi matematika India, yang dimulai pada akhir abad ke-8 atau awal abad ke-9.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement