Kamis 19 Apr 2018 16:13 WIB

Di Palestina Berdiri Kiblat Pertama Umat Islam

Masjid al-Aqsha merupakan kiblat pertama umat Islam.

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Peta Kompleks Masjid Al-Aqsha.
Foto: Ilustrasi Ninio
Peta Kompleks Masjid Al-Aqsha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota suci Palestina, selain merupakan tanah tempat diutusnya para Rasul Allah, negeri ini terkadang juga disebut dengan kota tiga agama, yang merujuk pada Jerusalem. Sebab, dari negeri inilah berkembang tiga agama Samawi (langit), yakni Islam, Nasrani, dan Yahudi. Lihat, Karen Armstrong dalam bukunya Jerusalem; One City, Three Faiths (Satu Kota Tiga Iman).

Armstrong mengatakan, ‘’Sebagai biarawati muda, saya harus menerima fakta, bahwa Jerusalem sangat penting bagi Yahudi dan Islam. Ketika saya melihat orang-orang Yahudi berjubah panjang atau tentara Israel yang perkasa mencium batu di Tembok Barat atau menyaksikan keluarga Muslim di jalan-jalan dalam pakaian terbaik mereka untuk shalat Jumat di Haram asy-Syarif, untuk pertama kalinya saya menjadi sadar mengenai tantangan pluralisme agama.’’

Hal lain yang menjadikan Palestina memiliki kemuliaan dan keberkahan dari Allah, karena di sinilah berdiri kiblat pertama umat Islam, yakni Baitul Maqdis atau Masjid al-Aqsha. Selama kurang lebih 16 bulan sejak hijrah dari Makkah ke Madinah, Rasul SAW dan umat Islam saat itu, melaksanakan ibadah shalat lima waktu dengan menghadapkan wajah ke arah Masjid al-Aqsha.

 

‘’Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjid al-Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjid al-Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.’’(QS Al-Baqarah [2]: 144).

Dalam Al-Qur’anulkarim The Miracle 15 in 1 disebutkan, semenjak awal sejarah Islam, Palestina dan Kota Jerusalem khususnya, telah menjadi tempat suci bagi umat Islam. Sementara bagi Yahudi dan Nasrani, umat Islam telah menjadikan kesucian Palestina sebagai suatu kesempatan untuk membawa kedamaian pada daerah ini. Sebagaiman diketahui, Nabi Isa AS diutus oleh Allah SWT kepada Bani Israel (umat Yahudi). Pengutusan Nabi Isa ini menjadi titik balik penting bagi sejarah Yahudi. Namun, orang-orang Yahudi menolaknya, maka kemudian mereka diusir keluar dari negeri tersebut hingga mereka mengalami banyak ketidakberuntungan.

Pengikut Nabi Isa kemudian dikenal sebagai umat Nasrani (penolong). Akan tetapi, agama yang disebut Nasrani atau Kristen saat ini didirikan oleh orang lain yang disebut Paulus (Saul dari Tarsus). Paulus menambahkan pandangan pribadinya tentang Isa ke dalam ajaran yang asli dan merumuskan sebuah ajaran baru. Isa tidak lagi disebut sebagai nabi dan Al- Masih, seperti seharusnya, tetapi dengan sebuah ciri ketuhanan. Dan setelah dua setengah abad ditentang di antara orang-orang Nasrani, ajaran Paulus dijadikan doktrin Trinitas (Tiga Tuhan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement