Senin 16 Apr 2018 15:41 WIB

Al-Fihrist, Katalog Bibliografi Lintas Disiplin Ilmu

Salah satu kitab biografi yang sangat bergengsi kala itu.

Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Al-Fihrist dianggap sebagai kitab berbahasa Arab pertama di bidang katalog yang pernah ditulis oleh para ulama. Meski upaya yang sama pernah dilakukan oleh Al-Mar’asyi Al-Najafi, karya Al-Najafi tersebut tidak setenar karangan Ibn An-Nadim.

Penempatan Al-Fihrist sebagai kitab pertama yang menginformasikan katalog dalam tradisi keilmuan bangsa Arab juga tidak terlalu berlebihan. Karena diakui atau tidak, Al-Fihrist telah memosisikan diri layaknya embrio utama dan pionir bagi penulisan kitab-kitab di bidang serupa. Al-Farabi, misalnya, pada pertengahan abad ke-10 H, menulis kitab Ihsha Al-Ulum. Al-Khawarizmi mengarang kitab Mafatih Al-Ulum, dan Musthafa bin Abdullah Hajji Al-Khalifah dengan karya Kasyf Adz-Dzunun.

Apresiasi yang diberikan terhadap kitab Al-Fihrist sangat wajar. Hal ini mengingat kitab yang rampung ditulis pada tahun 377 H atau enam tahun sebelum Ibn An-Nadim meninggal dunia ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain memamparkan bibliografi yang mengupas kitab seorang ilmuwan tertentu berikut deskripsi singkat tentang topik-topik dan ulasannya.

Kecermatan yang disuguhkan oleh Ibn An-Nadim menambah keunggulan Al-Fihrist. Ibn An-Nadim memaparkan identitas kitab setelah melakukan identifikasi penuh terhadap kitab tersebut. Misalnya, bab kesepuluh tentang para ahli kimia. Tatkala berbicara tentang biografi Jabir Bin Hayyan dan deretan kitabnya, Ibnu An-Nadim menyebutkan bahwa Jabir bin Hayyan memiliki katalog besar yang mencakup seluruh catatannya tentang shan’ah dan katalog mini yang hanya meliputi karangan tentang shan’ah.

Tak sekadar memuat identitas, Al-Fihrist juga mengupas biografi penulis buku yang dilengkapi dengan latar belakang keilmuan dan corak pemikiran serta ideologi pengarangnya. Tak jarang, Ibnu An-Nadim mengupas panjang lebar biografi seorang tokoh tersebut.

Inilah mengapa, selain dikenal sebagai kitab katalog, Al-Fihrist juga dielu-elukan sebagai salah satu kitab biografi yang sangat bergengsi kala itu. Sebagai bukti, pada banyak kesempatan, Imam As-Syahrastani sering mengutip kitab Al-Fihrist sebagai rujukan penulisan mahakaryanya, Al-Milal Wa An-Nihal, sehingga wajar kalau muncul kesan Al-Fihrist-lah referensi utama yang dirujuk As-Syahrastani.

Sayangnya, sebagian besar naskah Al-Fihrist yang sekarang telah ramai dicetak tidak sempurna dan banyak cacat. Sebagian ada yang hilang dan terdapat juga halaman yang blank alias tidak ada teksnya sama sekali. Bahkan, pada tahun 1258 M, ketika tentara Mongol melakukan serangan besar-besaran ke Baghdad, berbagai perpustakaan yang menyimpan macam-macam buku pengetahuan, termasuk kitab Al-Fihrist juga turut dimusnahkan.

Karena itu pula, Gostav Valougel, seorang orientalis berkebangsaan Jerman, tidak bisa memastikan akurasi dan validitas kitab dari dua naskah yang diambil di Perpustakaan Paris dan Leiden tatkala menerbitkan Al-Fihrist untuk kali pertama pada tahun 1872.

Indikasi ini juga diperkuat dengan keberadaan tambahan-tambahan atau sisipan bab yang baru dinisbatkan ke bagian kitab berabad-abad setelah Ibn An-Nadim meninggal dunia. Misalnya, cetakan Kolumbia 1970 yang memasukkan 12 bab, sembilan kitab tentang unsur-unsur parfum, 11 kitab tentang masak-memasak, dan 11 kitab tentang apotek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement