Sabtu 24 Mar 2018 22:39 WIB

Sumur Zamzam Warisan Peradaban Islam yang Harus Dijaga

Banyak hadis Nabi SAW yang menyatakan keutamaan air zamzam.

Ilustrasi Minum Air Zamzam
Foto: dok.Republika
Ilustrasi Minum Air Zamzam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut kajian ilmiah dalam bidang ilmu hidrogeologi, sumur zamzam hanyalah sumur gali biasa (Dug Water Well). Tidak ada yang istimewa dibandingkan sumur gali lainnya. Namun demikian, sumur zamzam memiliki makna religi yang patut untuk dijaga kelestariannya. Sebab, sumur zamzam adalah salah satu peradaban Islam yang harus dilestarikan. Apalagi, banyak hadis Nabi SAW yang menyatakan keutamaan air zamzam.

Sumur zamzam memiliki kedalaman sekitar 30,5 meter. Dari permukaan hingga kedalaman 13,5 meter. Sumur zamzam juga menembus lapisan Alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang berpori. Lapisan ini berisi batu pasir hasil distribusi dari lain tempat. Mungkin saja, dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau, dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.

Kemudian, di bawah lapisan Alluvial Wadi Ibrahim ini, terdapat setengah meter (50 cm) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur zamzam.

Dan, dari lapisan permeable hingga kedalaman 17 meter ke bawah, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku diorit. Batuan beku jenis diorit sangat jarang ditemui di Indonesia atau di Jawa, namun banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini, dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. ''Dulu, ada yang menduga retakan ini menuju Laut Merah. Namun, tidak ada laporan geologi yang menunjukkan hal itu. Atau, barangkali saya yang belum menemukan,'' ungkap Rovicky Dwi Putrohari, anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).

Dulunya, di atas sumur zamzam ini terdapat sebuah bangunan berukuran 8,3 meter kali 10,7 meter atau seluas 88,8 meter persegi. Lalu, pada tahun 1381-1388 H, bangunan tersebut ditiadakan untuk memperluas tempat tawaf jamaah haji. Sehingga, tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah.

Di bawah tanah ini, disediakan tempat minum air zamzam sebanyak 350 keran air, terdiri atas 220 keran untuk laki-laki dan 130 keran untuk perempuan. Dan, ruang masuk antara laki-laki dan perempuan juga dipisahkan. Namun, saat ini, tempat masuk ke ruang bawah tanah ini sudah ditutup. Sehingga, ruang untuk melakukan ibadah tawaf menjadi lebih luas. Bagi umat Islam yang teliti, pada saat tawaf masih dapat dijumpai sebuah tanda tempat sumur zamzam berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur Ka'bah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement