Jumat 16 Mar 2018 14:31 WIB

Di Masa Lalu, Umat Islam Gemar Bangun Taman dan Kebun

Berkebun adalah salah satu bentuk seni yang monumental.

Taman di Alhambra
Foto: muslimheritage.com
Taman di Alhambra

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tak hanya kota-kota di Eropa, keunggulan estetika Islam juga tampak di Aljir (kini ibu kota Aljazair). Kala itu, kota ini memiliki hampir 20 ribu taman dan kebun. Tak heran jika seluruh kota tampak hijau oleh segala macam tetumbuhan, seperti pohon buah-buahan dan bunga-bungaan. Air mancur pun berlimpah.

“Berkebun adalah salah satu bentuk seni yang monumental,” kata  Felipe Fernandez-Armesto,  guru besar sejarah lingkungan global dari Universitas London. Kecintaan Muslim terhadap taman, kebun, dan lingkungan secara umum berasal dari konsep Islam yang mendasar. Bagi Muslim, kata A Faruqi, alam adalah nikmat, hadiah, dan karunia Allah. Semua ini diberikan kepada manusia untuk digunakan dan dikelola dengan sebaik-baiknya.

Sementara, R Ettinghausen dalam Introduction in The Islamic Garden menulis, bukan tanpa alasan jika masyarakat dan penguasa Islam pada era kejayaan sangat suka menghadirkan taman dan kebun di sekeliling lingkungan dan rumah.

Salah satu alasannya adalah janji adanya surga di akhirat kelak. Di dalam sejumlah surah di Alquran, Allah SWT kerap menggambarkan surga sebagai tempat yang indah dengan keberadaan taman dan sungai di dalamnya. Penggambaran surga tersebut berperan penting dalam menumbuhkan keyakinan dan semangat umat Islam untuk menghadirkan taman dan kebun-kebun yang indah di lingkungan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement