Jumat 16 Mar 2018 14:26 WIB

Keindahan Kota-Kota Islam di Mata Penulis Barat

karakteristik seni masyarakat Muslim Arab pada era keemasan begitu imajinatif.

Beberapa model peninggalan penguasa Islam di Spanyol yang sebut Damascening.
Foto: Denny JA
Beberapa model peninggalan penguasa Islam di Spanyol yang sebut Damascening.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Betapa indah dan berbudayanya kota-kota Islam di masa lalu juga digambarkan oleh David Talbot Rice dalam Islamic Art, Thames and Hudson. Pada masa kejayaan periode Samara (836 M - 883 M), umat Islam sangat menyukai seni. “Masa itu merupakan masa paling brilian dalam sejarah Islam,” katanya. Rumah, masjid, istana, dan taman pada masa itu berdiri dengan megah dan indah.

“Masyarakat Muslim Arab suka sekali menghiasi lingkungannya,” imbuh Gustave Le Bon dalam La Civilisation des Arabes. Menurut dia, karakteristik seni masyarakat Muslim Arab pada era keemasan begitu imajinatif, cerdas, dan megah dalam dekorasi. Selain itu, detail-detailnya begitu fantastis. Hal itu bisa dilihat dari taman-taman yang dibangun pada masa itu.

photo
Masjid Cordoba di Spanyol.

Kini, mari kita tengok Malaga, sebuah kota pelabuhan di Andalusia, Spanyol. Kota ini tak pernah kehilangan pesonanya. Dilihat dari Velez hingga Fuengirola yang berjarak lebih dari 64,36 km, pantai Malaga menampakkan perkebunan daun ara yang begitu indah dan memesona.

Peradaban Islam pada era keemasan memang sangat memberi perhatian yang besar pada tumbuh-tumbuhan. Tak heran jika Felipe Fernandez-Armesto,  guru besar sejarah lingkungan global dari Universitas London, mengatakan, peradaban Islam di masa kejayaan begitu memperhatikan kehadiran taman. “Pada dasarnya taman atau kebun merupakan suatu seni yang mulia,” papar Armesto.

photo
Festival Budaya Islam ke-18 di kota Almonaster La Real, Provinsi Huelva, Daerah Otonom Andalusia. Spanyol.

Kota lain yang tak kalah memesona adalah Sevilla. Penulis sejarah Minhaju Fakar menyebut, sungai yang membelah kota di Andalusia itu melampaui keindahan sungai Eufrat, Tigris, dan Nil. Tepian sungai di Sevilla diteduhi pepohonan buah sehingga orang yang berlayar terlindungi dari terik sinar matahari.

Tentang Sevilla, Al-Shaqundi dalam sebuah risalahnya menulis, “Saya mendengar tentang kemegahan dan desain yang indah dari bangunan-bangunan di kota ini. Sebagian besar bangunan itu dilengkapi dengan lapangan luas yang ditanami pohon buah-buahan.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement