Selasa 13 Mar 2018 12:59 WIB

Masjid Sehitlik Tertua di Jerman

Tempat sujud itu dibangun seiring bertambahnya jumlah etnis Turki pada 1983.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Masjid Sehitlik di kota Berlin
Foto: /www.webmastergrade.com
Masjid Sehitlik di kota Berlin

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Masjid Sehitlik menjadi pusat kegiatan masyarakat Muslim yang berada di Berlin, khususnya di distrik Neukoeln dan Kreuzburg. Selain digunakan sebagai tempat beribadah, masjid ini juga digunakan untuk pusat kebudayaan Islam.

Kebanyakan masyarakat yang datang ke masjid tersebut berbahasa Turki atau Arab. Namun, tidak sedikit pula masyarakat Jerman yang mengunjungi masjid tersebut. Khutbah Jumat di Masjid Sehitlik menggunakan bahasa Jerman.

Tempat sujud itu dibangun seiring bertambahnya jumlah etnis Turki pada 1983. Masjid yang memiliki sejarah yang cukup panjang itu tercatat sebagai tempat ibadah umat Islam tertua di Jerman. Lokasinya di Jalan Columbiadamm, Tempelhof, di tengah Kota Berlin. Sehitlik berdiri dengan kubah besar dan dua menara lancip.

Kompleks masjid dan pemakaman yang masih menjadi wilayah diplomatik Pemerintah Turki itu dirancang oleh seorang arsitek Turki bernama Hilmi Senalp. Tempat ibadah ini memiliki kemiripan dengan masjid di Tokyo, Jepang, dan Askabat di Turkmenistan karena arsitek kedua masjid tersebut juga Hilmi Senalp.

Kemiripan ketiga masjid tersebut khususnya dalam rancangan interiornya yang bergaya khas Utsmani. Dari awal pembangunannya hingga beberapa kali renovasi, masjid ini sudah mengalami perluasan. Saat ini, masjid tersebut memiliki luas 1.360 meter persegi yang terdiri atas empat lantai: basement, lantai dasar, lantai satu, dan lantai dua.

Luas ini belum termasuk kantor pengurus masjid dan minimarket yang berdiri di halaman. Dengan taman dan pemakaman, luas kompleks masjid mencapai 2.805 meter persegi.

Ribuan orang dapat beraktivitas di dalamnya. Masjid tersebut juga menjadi pusat kegiatan Islami berbagai kelompok masyarakat. Mereka mengkaji Islam di dalamnya dan juga mendakwahkan agama tersebut kepada masyarakat luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement