Jumat 09 Mar 2018 15:19 WIB

Kabsyah Binti Rafi Panutan Kaum Ibu

Jiwanya yang bersih dan ikhlas mendorong giat mendakwahkan tauhid.

Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Kabsyah binti Rafi adalah ibu dari Sa'ad bin Mu'adz, pembawa bendera kaum Anshar, dan `Amr bin Mu'adz. Sosok Kabsyah menjadi panutan para ibu karena senantiasa mendorong agar anak-anaknya berjihad ke medan perang. Kedua buah hatinya itu syahid demi menegakkan Islam dan meninggikan kalimat Allah.

Kesyahidan putra Ummu Sa'ad mendapat perhatian luar biasa dari Allah. Kematiannya sampai mengguncang `Arsy Allah. Ibnu Umar ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Hamba salih yang (kematiannya) telah mengguncang `Arsy, membuat pintu-pintu langit terbuka, dan 70 ribu malaikat hadir mengiringinya.

Padahal, mereka belum pernah turun ke bumi seperti ini sebelumnya, merasa kesempitan, kemudian Allah memberinya keleluasaan. Ham ba salih yang dimaksud adalah Sa'ad bin Muadz.' (HR Bukhari Muslim).

Walaupun kesyahidan Sa'ad bin Muadz sudah dijamin oleh Nabi, Kabsyah tetap bersedih kehilangan putranya. Ketika Rasulullah SAW tiba di rumah Sa'ad bin Mu'adz, ia mendengar tangisan Ummu Sa'ad dan Rasulullah SAW bersabda, Se- tiap perempuan berdusta dengan tangisnya, kecuali Ummu Sa'ad.

Kemudian, jasad Sa'ad dibawa keluar. Orang-orang yang mengangkatnya berkata, Wahai Rasulullah, kami tidak pernah mengangkat jenazah seringan ini. Rasulullah SAW bersabda, Bagai mana tidak ringan, malaikat telah turun ke bumi begini dan begini. Mereka belum pernah turun dengan cara seperti ini sebelumnya. Dan, mereka ikut memikul jenazah bersama kalian. Dari riwayat ini, jelas lah kaum Muslimin bersama 70 ribu malaikat ikut mengangkat jasad Sa'ad sampai ke liang lahat.

Mendakwahkan tauhid Nama lengkapnya Kabsyah binti Rafi' bin Mu'awiyah bin `Ubaid bin al-Abjar al-Khudriyyah. Ia bersama keluarganya tinggal di Madinah.

Saat itu, utusan Rasulullah SAW, Mush'ab bin Umar, ditugaskan be- rangkat ke Madinah untuk mendak- wahkan Islam. Melalui dakwah yang damai, membuat dua tokoh besar di Madinah, yaitu Sa'ad bin Mu'adz dan Usaid bin Hudhair, meyakini kebenaran Islam. Mereka bertekad masuk Islam diikuti seluruh masyarakat Bani Abdul Asyhal.

Tak terkecuali ibunda Saad yang terkenal berjiwa bersih dan ikhlas. Ia mendapat hidayah masuk Islam. Sejak Islam datang di Madinah, kediaman Kabsyah menjadi pusat dakwah. Sebagai Muslimah yang gigih, Kabsyah aktif menyebarkan tauhid sampai ke pelosok Madinah.

Ketika Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah, masyarakat Madinah dan kaum Anshar menyambut dengan gembira. Mereka berlomba-lomba memberi pelayan- an terbaik bagi golongan Muhajirin. Kabsyah pun tampil di barisan terdepan.

Ia sedia selalu memberikan pengabdian untuk Rasulullah. Bahkan, ia berharap, selama di Madinah, Rasulullah akan tinggal di rumahnya. Namun, Allah berkehendak lain. Kediaman Abu Ayyub al- Anshari dari Bani Najjar lahyang terpilih. Menurut sejumlah riwayat, Ummu Sa'ad adalah perempuan Anshar pertama kali yang berbaiat setia kepada Rasulullah.

Dorongan berjihad Andil Kabsyah dalam penegakan agama tak ada bandingannya. Ia patut menjadi teladan. Tak hanya dari sisi ibadah dan kebaikan, ia dikenal giat memberikan dorongan berjihad, terutama bagi kedua pu- tranya: Sa'ad bin Mu'adz dan `Amr bin Mu'adz.

Istri dari Muadz ini merelakan kedua anaknya gugur di medan perang. Di Perang Badar, kaum Mus- limin menang dan kedua putra Ka bsyah bisa kembali dengan sela- mat. Saat itu, Sa'ad didaulat salah seorang anggota Majelis Syuro di Perang Badar.

Saat kelalahan umat Islam di Perang Uhud, banyak pejuang yang mati syahid. Seusai perang, para Muslimah berlarian keluar rumah mencari kabar apakah putra, suami, atau saudara lelakinya syahid atau selamat di peperangan. Ummu Sa'ad pun bergegas mencari kabar tentang keselamatan Rasulullah SAW dan kedua anaknya. Ternyata, putra Kabsyah, `Amr bin Mu'adz, termasuk gugur di medan Perang Uhud.

Rasulullah SAW bersabda, Hai Ummu Sa'ad, ada kabar gembira dan sampaikan kabar gembira ini kepada keluarga mereka. Bahwa keluarga mereka yang meninggal dunia, semuanya masuk surga dan keluarga yang ditinggalkan akan mendapat syafaat.

Ummu Sa'ad berkata, Kami rela, ya Rasulullah. Siapa yang akan menangisi mereka setelah ini. Doakanlah, ya Rasulullah, untuk orang- orang yang dtinggalkan. Lalu, Rasulullah SAW berdoa, Ya Allah, hilangkanlah kesedihan hati mereka, lenyapkanlah musibah mereka, dan berikanlah ganti yang baik kepada mereka yang diting-galkan.

Ketika Perang Khandak, Kabsyah mendorong Sa'ad bin Mu'adz, putra yang tinggal satu-satunya itu, untuk segera berangkat perang. Ummu Sa'ad lupa memperhatikan baju besi yang dipakai berperang anaknya. Baju besi itu tidak sempurna, seluruh sikunya terbuka sehingga tangannya terlihat jelas. `Aisyah sempat mengingatkan kekurangan dari pakaian perang terse- but.

Takdir berkata lain, ketidaksem- purnaan baju perang menjadi jalan bagi Sa'ad bin Muadz menjadi syahid. Sa'ad terkena panah yang menancap di pangkal lengannya.

Darah mengalir dengan deras. Sa'ad berdoa, Ya Allah, jika Engkau belum mengakhiri perang dengan kaum Quraisy maka beri aku kesem- patan untuk turut ambil bagian.

Tidak ada yang lebih aku senangi untuk diperangi selain kaum yang mengganggu dan mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Allah menga bulkan doanya dengan mengirim angin topan dahsyat yang menghancurkan pasukan Quraisy.

Setelah berperang, kondisi Sa'ad semakin parah. Dia menemui ajal- nya setelah menetapkan keputusan terhadap Bani Quraizhah. Ummu Sa'ad mengantarkan putra tercin- tanya sampai ke liang kubur. Rasulullah berkata kepada Kabsyah, Apakah tidak cukup mengeringkan air matamu dan menghilangkan kesedihanmu bahwa anakmu adalah orang pertama yang Allah tersenyum kepadanya serta bergetar Arsy untuknya.

Mendengar perkataan Rasulullah SAW tersebut membuat Ummu Sa'ad terhibur. Kabsyah wafat di Madinah setelah kedua anaknya gugur sebagai syahid. Namanya terukir sebagai sosok Muslimah yang mengantarkan anak-anaknya syahid sampai ke liang kubur. Kabsyah termasuk golongan shahabiyah yang dekat dengan Rasulullah.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement