Selasa 13 Feb 2018 19:26 WIB

Semarak Sholawatan di Hongkong

Di Hongkong bermunculan kelompok-kelompok Sholawat

Muhammad Amrullah
Foto: Dok. Pribadi
Muhammad Amrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Amrullah, S.Th.I

 

Kota Hongkong sebenarnya kota yang sering dikunjungi para pendakwah-pendakwah dari Nusantara Indonesia, baik yang mengadakan syi’ar dan tabligh tentang keislaman yang rahmatan lil a’lamien maupun yang mengadakan konser amal kemanusiaan dengan mendatangkan para pecinta shalawat dan nasyid yang datang ke Hongkong.

Alhamdulillah pada akhir bulan Januari 2018, Para BMI (Buruh Migran Indonesia) menyuguhkan kedatangan Rombongan Habaib dan Asatidz dari Kota Apel Malang, mereka mengadakan kegiatan di Aula Umum di Chai Wan Hongkong, daerah bagian utara dari kota Hongkong.

 

Hadirnya para habaib tersebut dengan mendendangkan Shalawat Nabi Muhammad SAW menambah semakin khusuknya para jama’ah  yang hadir sekitar 1000-an jamaah, dan jama’ah yang hadir untuk terus mencintai baginda Rasulullah SAW.

Ternyata semarak shalawatan menjadi tren baru bagi masyarakat Muslim yang berdomisili di Hongkong. Karena di sana bermunculan kelompok-kelompok Sholawat dengan berbagai alat tabuh yang mereka miliki.

Dan mayoritas mereka yang tergabung dengan berbagai Komunitas Sholawat tadi adalah orang-orang Jawa. Namun ada banyak kisah tentang kedatangan Rombongan ataupun Individu yang mengunjungi Kota Hongkong, setidaknya mereka haruslah memiliki kelengkapan data dalam kunjungan kemanapun.

Menurut banyak cerita tentang kedatangan orang-orang Indonesia yang datang kesana selalu di tolak dikarenakan mereka tidak memiliki penjamin kedatangan, ataupun karena tujuan kedatangan yang tidak jelas (Bekerja, Belajar atau Berwisata) sehingga banyak diantara mereka yang terdeportasi pulang kembali ke Indonesia.

Setidaknya demikinlah yang terjadi pada Ustadz Abdul Shomad (UAS) yang pada pertengahan bulan Desember 2017 lalu beliau sempat dicekal oleh para pihak Imigrasi Hongkong. Jadi pemberkasan haruslah lengkap saat memasuki Kota Hongkong, yang tidak dengan demikian saat kami memasuki Kota Macau yang tak seketat Kota Hongkong.

Selanjutnya hadirnya Rombongan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI), dari sinilah penulis menyempatkan diri juga untuk mengunjungi Kota Macau dan berdakwah sejenak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement