Selasa 12 Dec 2017 20:27 WIB

Penerjemahan Karya Cendekiawan Muslim

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebuah proses transfer ilmu terjadi. Ini berjalan melalui kegiatan penerjemahan. Pada awal abad ke-12, banyak manuskrip karya cendekiawan Muslim dialihbahasakan oleh para sarjana Eropa. Pusat penerjemahan tersebut berada di Toledo, Spanyol.

Sebelumnya, selama hampir empat abad, Toledo berada dalam kekuasaan wilayah Islam di bawah kendali pemerintahan Dinasti Muawwiyah. Namun, pada 1085, wilayah itu kemudian lepas dari kekuasaan pemerintahan Islam dan jatuh ke dalam kendali pemerintah Kristen Eropa.

Bahkan, Toledo disebut-sebut sebagai pusat penerjemahan karya cendekiawan Muslim terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan. Banyak cendekiawan Barat yang kemudian bergegas menuju Toledo untuk ikut ambil bagian dalam penerjemahan dan menimba ilmu di sana.

Selain itu, banyak kota lain yang menjadi tempat kegiatan penerjemahan karya-karya cendekiawan Muslim dilakukan. Kota-kota tersebut adalah Barcelona, Tarazon, Segovia, Leon, Pamplona, Toulouse, Beziers, Narbonne, dan Marseille.

Maraknya penerjemahan dan berdatangannya para sarjana ke pusat-pusat penerjemahan itu kemudian memantik kebangkitan ilmiah di wilayah Eropa. Dalam proses penerjemahan, lahir sejumlah penerjemah ternama saat itu.

Mereka adalah John dari Seville, Hugh dari Santalla, para sarjana yang bekerja di bawah kekuasaan Raja Kristen Spanyol Alfonso, Herman dari Dalmatia, dan Rudolph dari Bruges. Dari Prancis, ada Armengaud putra Blaise, Jacob Anatoli, Musa bin Pita, dan Jacob ben Mahir.

Sedangkan, penerjemah dari Italia antara lain adalah Plato dari Tivoli, Gerard dari Cremona, Aristippus Catania, Salio Padua, serta John dari Brescia. Ada pula penerjemah yang datang dari Inggris, yaitu Robert dari Chester, Daniel dari Morley, serta M Scot.

Para penerjemah itu menerjemahkan karya-karya cendekiawan Muslim dari bahasa Arab ke bahasa Latin. Pun, dialihbahasakan ke dalam bahasa masing-masing sarjana tersebut. Ada penerjemah yang paling produktif, yaitu Gerard dari Cremona, Italia.

Gerard menerjemahkan sekitar 87 karya cendekiawan Muslim, seperti Toledan Tables of Al-Zarqali Canones Arzachelis, Islah Al-Majisti karya Jabir ibn Aflah atau Correction of Almagest of Ptolemy. Ada pula karya Banu Musa berjudul Liber Trium Fratrum.

Terjemahan lainnya adalah karya Al-Khawarizmi berjudul De Jebra et Elmucabala, karya Abu Kamil berjudul Liber Qui Secundum Arabes Vocatur Algebra et Almucabala, dan karya Abu'l Qasim Al-Zahrawi berjudul Liber Azaragui de Cirurgia atau Treatise on Surgery.

Karya lain yang diterjemahkan Gerrard adalah milik Al-Farabi yang berjudul De Scientist, karya Al-Kindi dalam bidang fisika dan mekanik, karya Ibn Al-Haytham dalam bidang fisika berjudul De Crepusculis et Nubium Sscensionibus, dan karya Al-Kindi berjudul De Gradibus Medicinarum.

John dari Sevilla menerjemahkan karya Al-Battani berjudul Treatise on Astronomy, karya Thabit ibn Qura yang berjudul De imaginibus Astronomicis, karya Maslama ibn Ahmed al Majriti yang berjudul De Astrolabio, dan karya Al-Farabi yang berjudul Ihsa al-Ulum.

Tak hanya itu, John juga menerjemahkan karya Abu Ma'shar berjudul Al-Madkhal ila `Ilm Ahkam al-Nujum, karya Al-Ghazali yang berjudul Maqasid Al-Falasifa, serta karya Al-Farghani berjudul Kitab fi Harakat al-Samawiya wa Jawami' Ilm al-Nujum.

Disarikan dari Mozaik Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement