Rabu 06 Dec 2017 17:00 WIB

Islam Tegak di Komoro

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Masjid di Komoro
Foto: Wikipedia
Masjid di Komoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komoro adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Estimasi Departemen Luar Negeri AS pada 2006 menyebutkan, sekitar 98 persen populasi negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain ini adalah Muslim. Sisanya beragama Kristen, umumnya Katolik Roma. Di Komoro ada dua kutub, yaitu Katolik Roma dan Protestan.

Islam telah lama memainkan peran sentral dalam kehidupan warga Komoro. Hampir semua Muslim di Komoro bermazhab Suni Syafii. Sebagian besar Muslim Komoro berasal dari etnis Arab-Swahili atau Persia, tetapi ada juga orang-orang dari India, sebagian besar keturunan Gujarati.

Komitmen bangsa Komoro menjalankan syariat agama tak diragukan. Bahkan, selama masa penjajahan, Prancis tidak berusaha menggantikan praktik Islam yang sudah berjalan di Komoro. Prancis begitu berhati-hati menghormati preseden syariah yang berlaku dalam corak mazhab Syafii.

Di Komoro, misalnya, kita akan mendapati hukum keluarga mewajibkan warganya belajar bahasa Arab, melakukan haji, dan mempertahankan hubungan dengan masyarakat Muslim lainnya, seperti Kilwa, Zanzibar, dan Hadramaut.

Kendati dikenal tak menjalankan agama, warga Komoro tetap tidak meninggalkan budaya leluhur. Mereka sering berkonsultasi dengan orang-orang tertentu menentukan tanggal pernikahan, melakukan pengobatan, dan mempersiapkan ritual lainnya yang berisi ayat-ayat Alquran.

Ratusan masjid dan madrasah tersebar di seluruh pulau-pulau. Pada 1998, masjid agung baru yang dibiayai oleh Emir Sharjah diresmikan di Moroni.  Hampir semua anak-anak menghadiri sekolah Alquran selama dua atau tiga tahun. Sekolah biasanya dimulai sekitar usia lima tahun.  Di sana, mereka belajar dasar-dasar Islam dan linguistik Arab.

Di Komoro, makam para wali dan pendiri tarekat ramai diziarahi pada acara-acara keagamaan. Pemerintah Komoro menetapkan hari besar umat Islam sebagai libur nasional, seperti Lebaran, Muharram, Asyura, kelahiran Rasulullah SAW, Isra Mi'raj, dan lainnya.

Dalam perayaan Maulid Nabi SAW, puncak acara diperingati secara meriah. Sejumlah ulama hadir memimpin doa dan menyampaikan ceramah. Para peremuan tampak mengenakan chirumani, kain khas Komoro. Mereka turut hadir menyemarakkan syiar Islam tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement