Selasa 21 Nov 2017 17:45 WIB

Geliat Pembangunan Bendungan di Era Islam

Rep: c63/ Red: Agung Sasongko
Bendungan karya Peradaban Islam
Foto: muslimheritage.com
Bendungan karya Peradaban Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan teknik sipil kerap menihilkan periode kejayaan Islam. Khususnya dalam sejarah pembangunan bendungan. Norman Smith dalam bukunya History of Dam membantah klaim sejarawan teknik sipil Barat yang menyatakan tak ada pembangunan bendungan dan irigasi di era Umayyah dan Abbasiyah.

''Itu sangat tak adil dan sama sekali tak benar,'' ujar Smith tegas.

Di era keemasannya, peradaban Islam telah berhasil membangun sederet karya besar dalam bidang teknik sipil, salah satunya adalah bendungan. Smith mengungkapkan, peradaban Islam di zaman keemasannya telah berhasil membangun begitu banyak bendungan, dengan aneka bentuk dan struktur. Kebanyakan bendungan di awal-awal kejayaan Islam dibangun oleh umat Islam.

Schnitter (1994) telah meneliti keberadaan dan pembangunan bendungan di era kejayaan Islam. Ia bahkan secara khusus meneliti tentang panjang, tinggi, serta rasio panjang dan kedalaman bendungan di dunia Islam. Schnitter mencontohkan, bendungan Qusaybah yang terletak dekat Madinah memiliki kedalaman sekitar 30 meter dan panjang mencapai 205 meter. Bendungan itu dibangun di era keemasan Islam untuk mengatasi banjir.

Menurut Schnitter, pada era kekuasaan Abbasiyah, peradaban Islam telah membangun sejumlah bendungan di Baghdad, Irak. Kebanyakan bendungan itu terletak di dekat Sungai Tigris. ''Pembangunannya sudah menggunakan kemampuan teknik sipil yang tinggi,'' ungkap Schnitter. 

Peradaban Islam di Iran juga berhasil membangun bendungan Kebar pada abad ke-13 M. Inilah salah satu bendungan tua peninggalan kejayaan Islam yang hingga kini masih tetap ada. Selain untuk mengatasi banjir, pada masa itu bendungan dibangun untuk mengairi areal persawahan dan perkebunan.

Di wilayah Afghanistan, kini terdapat tiga bendungan yang dibangun oleh Raja Mahmoud Ghaznah (998-1030). Salah satu bendungan itu terdapat di wilayah yang berjarak 100 kilometer dari Kabul, ibu kota Afghanistan. Bendungan itu memiliki ketinggian 32 meter dan panjang 220 meter.

Peradaban Islam juga tercatat telah mampu membangun bendungan jembatan (bridge dam). Bendungan jembatan itu digunakan untuk menggerakkan roda air yang bekerja dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan pertama dibangun di Dezful, Iran. Bendungan jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan masyarakat Muslim di kota itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement