Jumat 17 Nov 2017 16:30 WIB

Di Dunia Islam, Timbangan Jadi Cabang Ilmu yang Otonom

Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kitab Mizan al-Hikma karya Al-Khazini. Marak bermunculannya alat mekanik merupakan sebuah pencapaian awal dalam tradisi ilmiah Islam. Sebenarnya, hal itu telah berasal pada pertengahan abad kesembilan.

Ini terkait pula dengan penerjemahan buku-buku dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Kemudian, bermunculan risalah tentang mekanika. Namun, ilmuwan Muslim pun memiliki fokus sendiri tentang timbangan dan berat. Mereka menuliskan sejumlah risalah.

Risalah-risalah tersebut ditulis oleh ilmuwan, ahli mekanik, juga seniman, hingga kemudian melahir kan tradisi ilmiah disertai aspek praktis dan teori. Pun, muncul perdebatan masalah fisika dan matematika dalam membahas timbangan ini.

Selain itu, mereka tak sekadar membicarakan teori mengenai alat pengukur berat benda itu, tapi juga membahas bagaimana membuat tim bangan dan penggunaannya da lam kehidupan masyarakat. Risalahrisalah ilmuwan Muslim itu lalu di terjemahkan ke dalam bahasa Latin. Penerjemahan dilakukan pada abad ke-12.

Hingga akhirnya, risalah-risalah yang ditulis ilmuwan Muslim tentang timbangan itu, memberikan pengaruh pada perkembangan sains tentang berat di dunia Barat, khususnya Eropa. Ilmu tentang berat dan timbangan ini kemudian terus berkembang di dunia Islam hingga abad ke-19.

Di dunia Islam, berat dan timbangan ini menjadi sebuah cabang ilmu yang otonom, dipicu oleh ke inginan mewujudkan ke adil an dan kejujuran dalam bidang perdagangan. Kian berkembangnya aktivitas perdagangan di berbagai wilayah Islam, memunculkan timbangan yang lebih rumit dan canggih.

Lalu, diterapkan pula standardisasi timbangan, termasuk bahan baku yang digunakan untuk membuat timbang an. Maka, tak mengejutkan jika ilmuwan Muslim, menuliskan beragam risalah yang berhubungan dengan berat dan timbangan. Literatur puncak mengenai berat dan timbangan ini dihasilkan oleh ilmuwan Muslim, Abd ar-Rahman al-Khazini, sekitar 1120, melalui Kitab Mizan al-Hikma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement