Rabu 01 Nov 2017 20:00 WIB

Menelusuri Sejarah Minuman Muslim

Rep: mgrol98/berbagai sumber/ Red: Agung Sasongko
Kopi. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Kopi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kopi merupakan salah satu minuman favorit di dunia. Selain air putih yang menjadi kebutuhan utama manusia sebagi sumber energi, kopi juga dipercaya sebagai sumber energi bagi para penikmatnya.

Sampai saat ini, banyak terdapat berbagi jenis kopi yang tersebar diseluruh dunia. Apa yang kita kenal saat ini kopi jenis espresso, kopi luwak, arabika, robusta. Tetapi siapa yang tahu asal usul dari kopi yang terkenal itu?

Dilansir dari halaman lostislamichistory.com, Rabu (1/11), disebutkan bahwa asal-usul kopi berawal dari seorang Muslim. Tetapi sedikt yang mengetahui sejarah tersebut.

Jika kita melihat kembali saat peradaban Islam, menurut catatan sejarah, di tahun 1400-an kopi menjadi minuman yang sangat populer di kalangan umat Islam di Yaman, di Semenanjung Arab bagian selatan.

Sebuah legenda dikisahkan bahwa seorang gembala (ada yang mengatakan di Yaman, ada yang mengatakan di Ethiopia) melihat bahwa kambingnya menjadi sangat energik dan gelisah saat mereka memakan biji dari pohon tertentu. Karena penasaran, dia memiliki keberanian untuk mencobanya sendiri, dan menemukan bahwa biji tersebut memberinya dorongan energi.

Seiring waktu, tradisi memanggang biji dan merendamnya di air untuk menciptakan minuman asam namun kuat. Penemuan itu semakin dikembangkan dan akhirnya lahirlah apa yang disebut kopi saat ini.

Terlepas dari kisah sang gembala, kopi menemukan jalannya dari dataran tinggi Yaman ke seluruh Kekaisaran Ottoman, kerajaan Islam utama abad ke-15. Sejak saat itu kedai kopi mulai bermunculan di semua kota besar di dunia Muslim: Kairo, Istanbul, Damaskus, Baghdad.

Di Makkah, Kairo dan Istanbul pada awalnya melarang adanya kedai kopi. Lalu ada seorang Syekh yang mempelajari apakah efek kopi serupa dengan alkohol, minuman yang dilarang dalam Islam.

Munculnya kedai kopi menjadi fokus baru bagi kehidupan intelektual dan bisa dilihat sebagai saingan masjid sebagai tempat pertemuan. Oleh sebab itu kedai kopi dilarang.

Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa kedai kopi itu "lebih buruk dari pada kedai anggur". Tetapi, semua upaya untuk melarang kopi gagal, meski hukuman mati digunakan pada masa pemerintahan Murad IV (1623-40). Para ilmuwan agama akhirnya mencapai kesepakatan yang masuk akal bahwa kopi pada dasarnya diperbolehkan.

Dari negeri Islam, minuman kopi mulai menyebar di wilayah Eropa melalui kota pedagang besar Venesia. Meskipun pada awalnya dikecam sebagai "minuman Muslim" oleh otoritas Katolik, tetap sampai  saat ini  kopi menjadi bagian dari budaya Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement