Rabu 25 Oct 2017 17:00 WIB

Cara Ilmuwan Muslim Hilangkan Organisme Patogen

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Referensi modern hari ini menyatakan tujuan sterilisasi air minum adalah untuk menghilangkan organisme patogen. Organisma patogen ini bisa berupa bakteri, virus, sel monokuler, dan cacing yang menjadi perantara penyebaran penyakit.

Ada beberapa metode sterilisasi hidropat yang ada. Merebus air selama 12 hingga 20 menit bisa membunuh mikroorganisme yang tidak berbentuk spora. Saat ini, metode rebus air diukur hingga mendidih dan membiarkan air bergolak selama lima hingga 10 menit agar mikroorganisme di da lamnya benar-benar mati, material solid di dalam nya terurai, dan gas-gas berbahaya juga menguap.

Sebenarnya, orang-orang zaman dulu sudah tahu ada kondisi di mana air bisa jadi sumber penyakit. Tapi mereka belum bisa menspesifikasikannya karena belum ada teknologi yang memungkinkan mereka melihat mikroorganisma dalam air. Meski begitu, mereka mencari cara agar air bisa aman dikonsumsi. Metode rebus air memang termasuk yang banyak dikenal. Bahkan di Yunani, metode ini jadi andalan bagi prajurit di medan perang. Dalam perkembangannya, warga India menemukan teknik pemurnian menggunakan garam.

Perebusan air beberapa kali, seperti yang dijelaskan Al-Tamimi, juga jadi metode lain sterilisasi air. Sementara al-Razi mengandalkan metode penyulingan dengan memodifikasi pemanasan air dan mendinginkan uap airnya. Metode ini kemudian diterapkan dalam proses desallinasi air laut. Dengan metode serupa juga, Louis Pasteur asal Prancis (18221895 M) menemukan metode pasteurisasi.

Metode lainnya dikembangkan Jabir Ibnu Hayyan melalui metode destilasi. Bangsa Babylonia, Mesir, dan Yunani sudah tahu dan menggunakan metode ini untuk mengekstrak minyak tumbuhan. Jabir Ibnu Hayyan merupakan yang pertama menggunakan metode ini untuk membersihkan air. Ia menemukan alat bernama gelas destinalasi yang disebut al-Embiq.

Ada dua metode distilasi menggunakan al- Embiq yang dijelaskan Jabir Ibn Hayyan. Metode pertama adalah penangkapan uap air mengguna kan kapas. Mula-mula air kotor dipanaskan hingga menguap. Di atas mulut wadah air panas dipasang tabung yang ujungnya diberi kapas. Uap air yang menyentuh kapas akan mendingin dan kembali membentuk butir air. Air yang terkumpul di kapas bisa dipindahkan ke wadah bersih.

Metode ke dua adalah menangkap uap air menggunakan air. Proses awalnya sama seperti metode pertama. Hanya saja, pada metode ke dua, uap air yang masuk ke tabung di atasnya segera didinginkan menggunakan aliran air agar uap air bisa menjadi butir-butir air bersih. Jabir Ibnu Hayyan menekankan pentingnya distilasi air beberapa kali dan menjelaskan perbedaan air hasil filtrasi dengan didistilasi berdasarkan kualitas kemurniannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement