REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desain Masjid Cyberjaya adalah untuk menggambarkan Islam sebagai agama yang progresif dengan menggunakan pendekatan kontemporer tanpa menghilangkan identitas kemelayuannya. Masih terdapat ukiran tradisional Malaysia yang sederhana.
Cerminan kesederhanaan dan kemurnian Arsitektur Islam modern di Malaysia ini menyesuaikan dengan iklim tropis di Malaysia. Selain itu, seni ukir yang mendominasi di setiap bagian atas masjid juga sebagai cerminan bahwa Masjid Cyberjaya adalah contoh kota hijau masa depan.
Penempatan bangunan didasarkan pada 100 situs acre, mengikuti rencana induk yang ke depannya akan dibangun di Universitas Islam Malaysia sehingga konsep dan tata letak masjid dan universitas tidak berjauhan dan hal itu juga bisa memudahkan perancangan bangunan baru yang nantinya oleh arsitek lain.
Keterkaitan antara masjid dan universitas ditunjukkan pada bentuk "Pending" Royal, sabuk gesper berbentuk oval yang terbuat dari emas atau perak. Nah, posisi seperti itulah yang nantinya digunakan untuk pembangunan masa depan kompleks Universitas Islam Malaysia.