Senin 21 Aug 2017 22:45 WIB

Ilmuwan Muslim Dalami Ilmu untuk Kebaikan Umat Manusia

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Sains, Teknologi, dan Peradaban Inggris, Prof Mohamed El-Gomati menilai, para ilmuwan Islam kala itu mendalami ilmu semata-mata demi kebaikan hidup umat manusia. Hal ini kontras dengan fungsi pusat pengetahuan saat ini di mana komersialisasi dan pematenan ide atau penemuan merupakan hal yang amat dituntut. Hal tersebut mengubah orientasi universitas dari tempat yang murni berbagi ilmu menjadi ladang bisnis.

El-Gomati juga melihat sains termasuk fisika dan matematika demikian berkembang kala itu karena masyarakat tidak melihat ada nya sekat dan klasifikasi sains seperti hari ini. Misalnya, pada sekitar tahun 1600 M, semua ilmu sains disebut filosofi alam. Yang menarik untuk ditelaah adalah bahwa Ibnu Al-Haitham merupakan orang pertama yang mematemati kakan sains dalam karyanya di bidang fisika.

Ilmuwan lainnya, Al-Khawarizmi juga mengombinasikan pengetahuan abstrak dan apli kasi dalam pengembangan ilmu matema tikanya. Misalnya, aljabar yang serupa dengan komposisi formula. Hal ini amat penting dam paknya bagi perkembangan persamaan mate matika hari ini.

Dalam sesi diskusi "Kisah Matematika" ini, seorang hadirin bertanya tentang peran wa nita dalam masa peradaban Islam. El-Gomati menjawabnya dengan menyebut sejumlah nama ilmuwan wanita antara lain petugas ke sehatan dan keselataman pada abad ketujuh, Al-Shifa binti Abdullah, pembuat alat ukur jarak benda ruang angkasa (astrolabe), Mar yam al-Astrulabi yang bekerja di Istana Sayf Al-Dawla pada abad 10.

Ilmuwan Muslimah terkenal lainnya adalah Fatima Al- Fahriyya yang disebut seba gai wanita yang menginisiasi berdirinya Kom pleks Sekolah Masjid Qarawiyyin, Maroko pada 854 M. Kala itu, banyak salinan buku yang ditulis ibu-ibu rumah tangga di rumah mereka. Sekolah ini menjadi universitas per tama dunia, dan masih aktif hingga saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement