Selasa 15 Aug 2017 05:17 WIB

Pertanian dan Teknologi Tekstil Benua Afrika

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko
Pohon kapas
Pohon kapas

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Karena lingkungan yang bervariasi dan berlimpah di benua Afrika, banyak contoh teknologi di industri pertanian dan produksi tekstil ditemukan. Selama periode Punis di Afrika Utara, produksi pewarna alami, garam, dan minyak zaitun sudah mencapai tingkat industri.

Berkat banyaknya sisa-sisa minyak zaitun yang ada saat ini di Tripoli selatan, arkeolog berasumsi bahwa Punis dan Romawi Afrika Utara adalah eksportir barang-barang semacam itu di zaman kuno. Bajak bertenaga binatang dan alat beroda lainnya juga masih banyak digu nakan oleh orang Afrika Utara.

Salah satu bagian teknologi lain adalah ke ranjang pengirik atau Plostellum Punicum. Pen duduk Afrika Utara menggunakan alat sema cam itu untuk mengeluarkan kulit dari bijibijian. Sepanjang periode Meroitic dan Kris tiani, Nubia tampaknya juga telah mengha sil kan kapas dalam skala industri.

Kapas, linen, dan tekstil serat hewan dite mu kan di makam Ballana dan Qustul pada pe riode ini. Kapas dan linen juga ditemukan di Kota Merate di Karanog. Bukan rahasia lagi, pro duksi kapas memerlukan sejumlah besar air. Hal ini mengindikasikan, beberapa lokasi pada periode ini telah memiliki teknologi irigasi mekanis canggih. Teknologi tersebut digunakan oleh orang Nubia, tapi dianggap sebagai penga ruh dari luar.

Bukti produksi kapas yang terampil dapat ditemukan di Qasr Ibrim, tepat di sebelah se latan Aswan di sepanjang Sungai Nil. Pekerjaan kulit dan keranjang serat palem juga merupa kan praktik umum. Oleh karena itu, para pe neliti menduga tampaknya orang Nubia memi liki pengetahuan tentang peternakan dan irigasi. Di Afrika Barat, manuskrip merupakan ba gian penting dari budaya dan membutuhkan banyak aspek industri pertanian. Meskipun manuskrip ditemukan di seluruh wilayah, ke padatan teks atau kertas tertinggi ditemukan di Timbuktu. Tercatat ada sekitar satu juta teks.

Beberapa sumber juga memperkirakan seki tar lima juta orang terlibat di dalamnya. Mulai dari pembuat kertas, alat tulis, juru tulis, ilmu wan, penjepit buku, penyamak kulit, penggi lingan, dan petani menjadi pemain penting dalam produksi buku-buku Afrika Barat.

Garam juga diproduksi di Pantai Afrika Timur dan Afrika Tengah. Di Mkadini, Tanza nia, mereka menguapkan air laut untuk men ciptakan garam. Praktik ini diperkirakan telah jamak di pertengahan milenium kedua sebelum Masehi. Sementara di Kibiro, Uganda, garam diproduksi pada kemurnian 97,6 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement