Jumat 11 Aug 2017 20:15 WIB

Perjuangan Muslim Tartar Bangun Masjid Mukhtarov

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Masjid Mukhtarov
Foto: Wikimapia
Masjid Mukhtarov

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Usulan pembangunan masjid Mukhtarov sendiri berawal dari permintaan para infanteri Tartar yang berperang bersama Kekaisaran Rusia di kawasan Kaukasus Utara. Pada 1864 Divisi Infanteri Tartar bersama Mullah Tenghinka serta Resimen Infanteri Dolmatdin Natsehov mengajukan petisi kepada kepala pemerintahan di kawasan Sungai Terek, Loris Melikov atas jasa perjuangan militer Tartar.

Pada Desember 1866, Komandan Akhmetov mengajukan permohonan atas nama Imperial Mulia Kaisar Rusia, Gubernur Kaukasus, dan Grand Duke Mikhail Nikolayevich untuk memberikan izin pembangunan sebuah masjid, serta sumbangan pembangunan masjid. Atas jasa militer etnis Tartar pada saat itu, Kekaisaran Rusia memberikan izin pembangunan masjid namun tidak bersedia memberikan sumbangan dana pembangunan sepeser pun.

Berbagai upaya pun dilakukan Tartar di Osetia Utara, termasuk meminta bantuan kepada Tartar Kazan yang menjadi wilayah penting Muslim Tartar. Di tengah kebutuhan dana, upaya pembangunan masjid dengan konstruksi awal tetap dilakukan dengan donasi dari Muslim Tartar dari Ossetia Utara. Mereka rela memberikan sumbangan dana dan menjual harta benda untuk membiayai pengerjaan konstruksi awal masjid tersebut.

Untuk menyelesaikan pembangunan masjid ini berbagai upaya dilakukan Muslim Tartar di Ossetia Utara. Atas saran sesama Muslim Tartar di Kazan, diusulkan untuk bernegosiasi dengan Istanbul dan Bukhara. Istanbul melalui Mufti Aya Sofia mengirimkan dua ahli kaligrafi Arab untuk menghias dinding masjid, sedangkan Bukhara mengirim dua karpet yang mampu menutupi seluruh lantai ruang shalat dan balkon masjid.

Namun, itu tidak mampu menutup permasalahan utama dana pembangunan masjid. Hingga akhirnya seorang dermawan asal Baku-kini Azerbaijan, siap menyumbangkan dana sebesar 50 ribu rubel untuk pembangunan masjid ini. Dermawan tersebut merupakan taipan pengusaha minyak, Murtuza Mukhtarov-Agha yang kemudian namanya diabadikan menjadi nama masjid ini. Atas kerja sama Mukhtarov ini pula, arsitek Joseph Gaspar Ploshko dilibatkan.

Sejak 1900 ketika konstruksi bangunan awal masjid dimulai, akhirnya pada 14 Oktober 1908 masjid ini resmi dibuka dengan nama Masjid Muhktarov. Walaupun dalam perjalanannya tidak semua Muslim Tartar di Ossetia Utara sepakat dengan penggunaan nama ini. Beberapa kalangan lebih senang menamai dan mengenal masjid ini sebagai Masjid Sunnitskaya atau Masjid Sunni. Hal itu disebabkan terungkapnya alasan Mukhtarov menyumbang 50 ribu rubel agar diterima mempersunting calon istrinya Liza-Khanum Taganova, putri pengusaha Taganova di Ossetia Utara.

Walaupun sebagian besar dana pembangunan didapat dari Murtuza Mukhtarov-Agha, harus diakui bahwa Muslim Tatar yang telah benar-benar berjasa berkontribusi besar terhadap pembangunan masjid ini. Mereka berdiri di depan sejak awal proses negosiasi rumit dengan Kekaisaran Rusia, berdiplomasi dengan Istanbul dan Bukhara, hingga mengumpulkan uang setiap sen dari keluarga Tartar di Ossetia Utara.

Ketika masjid telah berdiri dan berfungsi, etnis Tatar juga menghidupkan masjid ini dengan adanya sekolah dasar dan administrasi sipil umat, seperti pencatatan kelahiran, kematian, dan pernikahan. Hingga ketika masa-masa sulit di bawah tekanan Komunis Soviet, Muslim Tartar terus berjuang mempertahankan masjid ini dari perusakan dan penghancuran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement