Kamis 03 Aug 2017 23:13 WIB

Jejak Sejarah Hubungan Venesia dan Dunia Islam

Kota Venesia
Foto: Pixabay
Kota Venesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan tahun sebelum berjayanya kota-kota pelabuhan di Eropa Barat, Venesia telah berkembang menjadi pusat perdagangan laut antarbenua. Aktivitas perdagangan itulah yang membuat kota di Italia bagian utara ini menjadi ajang akulturasi antara budaya Barat dan Timur.

Adapun corak hubungan yang paling terlihat dari dunia Timur adalah hubungan Venesia dengan Islam.

Jika berkunjung ke Venesia saat ini, memang tak banyak jejak atau peninggalan Islam yang bisa dilihat di kota ini.

Tapi, di sebuah tempat yang disebut Palazzo Zen tampak jelas jejak sejarah hubungan Venesia dengan dunia Islam. Seorang penulis tentang budaya sejarah dan sains di Lembaga Keilmuan Smithsonian, Richard Covington, mengungkapkan, Palazzo Zen merupakan rumah salah satu keluarga bangsawan di Venesia.

 

Menurut Covington, tempat ini dahulu penuh dengan lukisan dinding yang menceritakan kontribusi keluarga Zen terhadap Republik Venesia dan perannya dalam perdagangan ke wilayah Timur. Kemakmuran Venesia, seperti halnya kiprah keluarga Zen, terkait erat dengan hubungan yang dibangun dengan dunia Islam setidaknya sejak abad kedelapan. Ketika itu, banyak pedagang dari Alexandria, Mesir, datang ke Venesia.

Pergaulan dengan para pedagang Muslim ini lambat laun berpengaruh pada budaya dan cara hidup warga Venesia. Mereka, misalnya, lebih memilih menjadi pedagang atau pengusaha ketimbang mendaftarkan diri untuk berperang membela pasukan Salib.

Kala itu, Republik Venesia adalah pintu masuk untuk berbagai barang impor ke Eropa, terutama berbagai barang mewah dari Asia dan Timur Tengah, seperti karpet dan tekstil. ‘’Aktivitas dagang ini membuka pintu yang sangat lebar bagi Eropa untuk berinteraksi dengan budaya Islam dan menginspirasi mereka untuk menciptakan berbagai macam produk,” tulis Walter Denny, profesor seni dari Universitas Massachusetts dalam artikel berjudul ‘’Venesia dan Dunia Islam’’.

Ia mengatakan, kota-kota besar dari dunia Islam, seperti Alexandria, Istanbul, atau Konstantinopel, Damaskus, Acra, Aleppo, Trebizond, dan Tabriz, saat itu memiliki konsul dagang di Venesia. Konsul ini diisi orang-orang dari berbagai latar belakang keterampilan, mulai dari pedagang, dokter, tukang cukur, tukang roti, penjahit, hingga apoteker dan perajin perak.

Sedangkan, di wilayah Muslim, diplomat Venesia dan para pedagangnya bepergian ke seluruh dunia Islam, mulai dari Delta Nil, hingga ke Suriah, Konstantinopel, dan Azerbaijan, kata Denny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement