Senin 05 Jun 2017 14:00 WIB
Mengenal Shalahuddin Al-Ayyubi

Teladan Singa Padang Pasir yang Toleran

Bulan purnama tampak di langit kota suci Yerusalem, Ahad (23/6).    (AP/Jim Hollander)
Bulan purnama tampak di langit kota suci Yerusalem, Ahad (23/6). (AP/Jim Hollander)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalahuddin al-Ayyubi, sultan yang juga panglima perang itu, berhadap-hadapan dengan Balian de Ibelin, salah satu pemimpin terpenting tentara Salib. Pertempuran yang baru terjadi antara kedua belah pihak meninggalkan kekalahan besar di pihak Balian.

Sang Sultan, Shalahuddin al- Ayyubi, menghentikan pertempuran dan secara damai meminta Balian menyerahkan Yerusalem kepada kaum Muslimin dengan beberapa penawaran.

“Aku akan mengantarkan tiap-tiap jiwa (orang) kalian (umat Kristen) dengan aman ke wilayah-wilayah Kristen, setiap jiwa dari kalian, wanita, anak-anak, orang tua, seluruh pasukan dan tentara, dan juga ratu kalian. Dan, aku akan mengembalikan raja kalian dan pada apa yang Tuhan kehendaki atasnya. Tidak satu pun dari kalian akan disa kiti. Aku bersumpah,” Sha lahuddin menyampaikan tawar annya.

 

“Orang-orang Kristen membantai setiap Muslim yang ada di dalam tembok Kota Yerusalem ketika me reka merebut kota ini,” jawab Balian, ragu.

“Aku bukan orang-orang (pembantai) itu. Aku adalah Shalahuddin. Shalahuddin,” tegas Shala huddin.

“Jika demikian, dengan per jan jian itu aku menyerahkan Yerusalem (pada umat Islam),” Balian meng ambil keputusan.

Dialog tersebut mewarnai bagian akhir sebuah film yang diangkat dari kisah Perang Salib II pada abad ke-12, “Kingdom of Heaven”. Film yang di sutradarai seorang Inggris dengan skenario ditulis se orang Ame rika itu tidak saja menunjukkan kekuatan dan kekuasaan Shalahuddin, tetapi juga sikap toleransi dan ketidaksukaan sang panglima pada perang.

Meski dikenal jago berperang di padang pasir sehingga dijuluki Singa Padang Pasir, Shalahuddin sejatinya lebih suka menghindari perang dan menghentikan perang se cara damai meski musuhnya telah di ambang atau bahkan telah mene lan kekalah an. Ia tidak membalas kejahatan pasukan Salib yang membunuh setiap Muslim di Yerusalem saat berha sil merebut kota suci itu lebih dari seabad sebelumnya.

Buku The Crusades Through Arab Eyes, Amin Maalouf (1984) menjelaskan, Shalahuddin al-Ayyubi selalu ramah pada siapa pun yang datang mengunjunginya, selalu meminta mereka tinggal sejenak dan makan bersamanya, memperlakukan mereka dengan penuh hormat, bahkan kepada tamu non-Muslim sekalipun. Ia tidak dapat membiarkan pengunjungnya melanjutkan perjalanan dalam keadaan kecewa.

Suatu hari, di tengah gencatan senjata dengan Franj (Franks atau Prancis), para bangsawan Brin yang merupakan penguasa Antiokhia (kota tua di sisi timur Sungai Oron tes, sekarang sebuah tempat di kota modern Antakya, Turki), tanpa di duga datang ke tenda Shalahuddin. Ia memintanya mengembalikan sebuah daerah yang telah diambil sang Sultan empat tahun sebelumnya. Shalahuddin menyetujuinya.

Selain itu, dalam banyak buku sejarah dan referensi lainnya, kita akan menemukan banyak kisah unik dan menarik seputar Shalahuddin yang layak diteladani. Syamsuddin Arif (2008) dalam Orientalis dan Diabolisme Pemikiran mencontohkan, di tengah suasana perang, ia pernah beberapa kali mengirimkan buah-buah an untuk Raja Richard yang se dang sakit. Ia mengutus dokter terbaiknya, bahkan juga menyamar sebagai dokter untuk memeriksa dan mengobati raja yang menjadi musuhnya itu.

Ketika menaklukkan Kairo, Shalahuddin tak serta-merta mengusir keluarga Dinasti Fatimiyyah dari istana- istana mereka, tetapi menung gu sampai raja mereka wafat. Baru setelah itu anggota keluarga Dinasti Fatimiyyah yang tersisa diantarkan ke tempat pengasingan mereka.

Gerbang menuju kota tempat benteng istana berada dibukanya untuk umum. Rakyat diperbolehkan tinggal di kawasan yang sebelumnya dikhususkan bagi kalangan bangsawan Fatimiyyah. Di Kairo, Shalahuddin tak hanya membangun masjid dan benteng, tapi juga sekolah, rumah sakit, dan bahkan gereja. Ia menetapkan hari Senin dan Selasa sebagai waktu tatap muka di mana ia akan menerima siapa saja yang memerlukan bantuannya. Ka rena itu, ia dikenal sebagai pe mim pin yang wara dan zuhud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement