Jumat 26 May 2017 17:03 WIB

Genre-Genre Biografi Islam

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam tak hanya mencakup pada sains, tetapi kemajuan itu ju ga meliputi ilmu sejarah. Salah sa tu cabang ilmu yang oleh sebagian ka langan dikategorikan sebagai subilmu se jarah ialah pencatatan riwayat atau perjalanan hidup seorang tokoh.

Menurut John L Esposito, biografi ke agamaan sangat penting dalam peradaban Islam sejak awal, yakni ketika karya-karya dalam berbagai genre (ragam sastra) menceritakan kebajikan para sahabat Nabi SAW dengan semangat untuk menyatukan komunitas Muslim serta merunut silsilah dan afiliasi suku. Hal paling utama ialah hu bungan antara biografi awal dan kumpulan hadis.

Ada banyak genre penulisan biografi. In for masi tersebut tersebar luas dalam tulisantulisan Islam. Pola dan konsep peru musannya sering berbentuk salah satu genre, yaitu sirah. Jenis ini kerap digunakan untuk riwayat hidup Nabi Muhammad. Penggunaannya pun diperluas meliputi para wali.

Kategori berikutnya, yaitu genre tha baqat. Pola ini sering diistilahkan dengan sebutan kamus biografis. Ini merujuk pada sistem penyusunan entri-entri biografis dalam karyakarya yang biasanya berjilid-jilid. Karya yang memenuhi kriteria ini, salah satunya ialah Thabaqat al-Kubra karya Ibn Sa’ad (845 M).

Kitab tersebut memuat tak kurang dari 4.250 entri biografi laki-laki dan perempuan generasi Islam pertama. Penyusunan entri genre ini bisa beragam, misalnya, ada yang fokus pada fikih, sastra, Alquran, hadis, atau tokoh-tokoh sufi.

Genre lainnya ialah tadzkirah. Kategori yang berarti memorial ini mencakup kumpulan kehidupan penyair, sufi, atau ulama. Kategori ini marak dipakai di Iran, Kesultanan Usmaniyah, dan Asia Selatan. Terdapat beberapa kemiripan antara tadzikrah dengan thabaqat, seperti dalam hal pemaparan kehidupan tokoh melalui anekdot serta pemakaiannya untuk tokoh-tokoh penting di luar konteks keagamaan, penyair, atau kali grafer.

Kategori malfuzhat juga menjadi en tri genre penulisan biografi. Ini merupa kan catatancatatan pendengar dan pem bahasan tanya jawab oleh ulama atau sufi termasyhur. Penyajiannya bisa berdasarkan tanggal menyerupai buku harian. Asal mula kategori ini berasal dari Islam Asia Selatan, seperti banyak diperkenalkan oleh para sufi India.

Sedangkan, untuk mendokumentasikan ke baikan dan perbuatan yang dialami para pribadi suci, konsepnya terangkum dalam manaqib. Penekannya ialah kejadian-ke jadian ajaib dari sumber otoritatif yang dialami langsung oleh tokoh yang dikisahkan. Misalnya, karamahkaramah yang dimiliki oleh wali tertentu.

Persinggungan keilmuan antara Islam dan Barat sedikit banyak memengaruhi tulisan biografi dan otobiografi dalam komunitas Muslim. Beberapa penulisan kontemporer berfokus pada karya yang ditulis di bawah pengaruh modelmodel Barat. Sedikit berpaling dari konsep atau genre tradisional.

Esposito menyebut, di Asia Selatan, inovasi dalam tradisi biografi keagamaan dikaitkan dengan perkembangan bahasa Urdu sebagai prosa modern pada akhir abad ke-19. Dan, dengan usaha-usaha meng gabungkan pe ngetahuan Islam de ngan modern yang terwujud dalam Gerakan Aligarh.

Hal yang paling menonjol ialah gaya penulisan Syibli Nu’mani (1857- 1914 M). Ia membuat serial tentang pahlawan Islam, seperti kisah-kisah Rasullulah, Umar, Abu Hanifah, al- Ghazali, dan Rumi. Gaya baru itu ditandai dengan penilaian kritis dan perlakuan rasionalis terhadap materi subjek yang dipengaruhi oleh norma biografi literatur Barat, utamanya Inggris.

Tak hanya tokoh laki-laki, penulisan biografi pada era modern yang ken tal dengan pengaruh Barat juga ter lihat dalam karya-karya biografi perempuan. Ini menekankan pada peran kepahlawanan tokoh tersebut. Salah satu penulis biografi modern perempuan ialah Binti Syathi’.

Tokoh perempuan asal Mesir itu meng khususkan diri dalam penulisan biografi para pahlawan perempuan pada era awal. Muncul juga nama-nama pakar Muslim tradisional, seperti Asyraf Ali Thanvi, Sayyid Sulaiman Nadvi dalam Heroic Deeds of Muslim Women, dan Muhammad Zakariya Khandhalavi dengan karyanya yang berjudul Stories of the Sahabah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement