Rabu 26 Apr 2017 14:50 WIB

Ini Tantangan Dakwah Islam di Tonga

Muslim Tonga.
Foto: matangitonga.to
Muslim Tonga.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Komunitas Muslim Tonga menghadapi banyak tantangan dalam menumbuhkan Islam dan mempertahankannya. Isu utamanya adalah pendidikan Islam. Hingga sekarang, tempat satu-satunya untuk mendapatkan pembelajaran Islam bagi anak-anak hanyalah masjid dan Islamic Center.

Pada April 2007, sebuah sekolah asrama Muslim dibangun di Tongatapu. Sekolah ini khusus melayani para yatim piatu yang berasal dari pulau-pulau yang terisolasi dan kampung-kampung terpencil. 

Di sana mereka bisa tinggal tanpa dipungut biaya. Sekolah tersebut melaksanakan kurikulum yang sama dengan sekolah Tonga pada umumnya, namun dengan tambahan mata pelajaran, seperti bahasa Arab dan studi Islam. Anak-anak non-Muslim tidak dipaksa untuk mempelajari mata pelajaran tersebut. Mereka juga tidak dipaksa untuk masuk islam. 

Kemudian, Abdul Rahim, pekerja dakwah yang berdedikasi sekaligus pengacara di Selandia Baru, mengunjungi Tonga secara reguler. Selama kunjungan tersebut, dia memberikan kuliah Islam untuk warga Muslim. Dia juga memberikan buku-buku dan bacaan untuk meningkatkan pengetahuan mereka. 

Namun, ini saja tidak cukup untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang Islam. Apalagi, jumlah Muslim Tonga masih sangat sedikit. Ditambah lagi, adanya tekanan dari keluarga dan minimnya dukungan dari organisasi Muslim di dunia. Akibatnya, sejumlah individu yang memeluk Islam, lalu hilang minatnya dan kembali masuk Kristen. 

Sebelumnya, di awal-awal masuknya Islam, Tonga bermandikan uang untuk melakukan kegiatan dakwah. Bantuan dana dari negara Muslim, seperti Libia dan Arab Saudi serta organisasi Islam, seperti Liga Muslim Fiji dan RISEAP mengalir deras.

Namun, banyak bantuan dana yang disalurkan ke Tonga diselewengkan. Alasan uang pulalah yang membuat sebagian penduduk Tonga pindah ke Islam. Akhirnya, sulit mengetahui siapa yang pindah agama karena alasan uang dan siapa yang melakukannya atas keinginan sendiri. 

Ada pula batasan konstitusional dalam masalah dakwah. Komisi Penyiaran Tonga (TBC) membuat kebijakan khusus tentang program agama yang boleh disiarkan di TV dan radio di Tonga. Pemeluk agama apa pun boleh menyelenggarakan siaran radio atau televisi. Namun, diskusi agama selain tentang agama Kristen tidak diperbolehkan. 

Tantangan nyata lainnya adalah keberadaan Ahmadiyah di tengah Muslim Tonga. Tidak ada yang tahu kapan kelompok ini dan bagaimana mereka bisa menyusup dalam komunitas Muslim di Tonga. Yang jelas, Ahmadiyah telah memberikan dampak signifikan terhadap cara berpikir Muslim Tonga yang landasan Islamnya belum begitu kokoh. Mereka menyampaikan pesan yang salah tentang apa sesungguhnya Islam. 

Atas segala tantangan yang dihadapi Tonga, telah sepantasnya bila umat Islam lainnya yang tersebar di seluruh dunia membantu Muslim di kerajaan kecil ini. Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda, “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang Mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement