Selasa 25 Apr 2017 17:30 WIB

Taman Agdal Hibur Tamu-Tamu Sultan

Taman Agdal
Foto: gardenvisit.com
Taman Agdal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap kebun di Taman Agdal membudidayakan tanaman yang berbeda. Setiap jalan setapak dibatasi oleh barisan pohon zaitun yang ditanam 10 meter menuju pusat.

Untuk mengairi taman yang luas itu, Taman Agdal dilengkapi dua waduk yang terletak sekitar 820 meter di utara dari tepi bagian selatan taman. Kedua cekungan tersebut diisi dari Lembah Ourika melalui jaringan saluran bawah tanah (khettara) yang dibangun pada awal abad ke-12 M.

Pada saat itu, di bawah pemerintahan Ali bin Yusuf (berkuasa pada 1107-1142). Waduk terbesar bernama al-Manzeh, memiliki luas 205 x 180 m. Arsitektur waduk dan teras perimeter pada taman ini didesain oleh Abu Yaqub Yusuf.

Model waduk ini kemudian dipakai untuk cekungan yang sama di Rabat (1171) dan Sevilla (1171). Tidak jauh dari Waduk al-Manzeh terdapat sebuah paviliun yang dikenal dengan nama Dar al-Hana.

Bangunan terbuka yang berukuran 8 x 30 meter itu berfungsi sebagai loggia(semacam saung), tempat Sultan menghibur tamu-tamunya dengan pemandangan hamparan air di cekungan. Dar al-Hana juga digunakan oleh sultan untuk mengamati kegiatan pelatihan militer yang sering dilakukan di waduk al-Manzeh, termasuk renang dan berperahu.

Waduk kedua dinamakan Waduk Gharssya Agdal. Cekungan ini berukuran lebih kecil dibandingkan waduk al-Manzeh, yaitu hanya 200 x 150 meter. Sebuah pulau persegi dengan panjang sisi 16 meter itu dibangun di tengah danau buatan. Di tengah pulau tersebut berdiri sebuah paviliun kecil dengan ukuran 12 meter pada setiap sisi.

Paviliun itu berfungsi sebagai tempat hiburan dan dapat dijangkau dengan menggunakan perahu kecil untuk menyeberangi waduk. Karena berada di tempat yang lebih tinggi, seseorang dapat melihat pemandangan bagian atas pepohonan yang spektakuler dari waduk tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement