Senin 24 Apr 2017 23:11 WIB

Komentari Kitab Tasawuf Al-Ghazali, Karya Ulama Asal Kediri ini Mendunia

Kitab Siraj at-Thalibin
Foto: dok istimewa
Kitab Siraj at-Thalibin

REPUBLIKA.CO.ID, Abad ke-18 dan 19, menjadi masa keemasan bagi ulama Nusantara, terutama mereka yang belajar di Makkah dan Madinah, yang merupakan mercusuar ilmu pengetahuan pada masa itu. Banyak karya yang dihasilkan dan mendapat posisi penting sebagai rujukan, tidak hanya internal ulama dalam negeri, tetapi juga referensi utama dunia Islam. 

Salah satunya adalah kitab Siraj at-Thalibin ‘Ala Minhaj al-‘Abidin. Menurut Direktur Islam Nusantara Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Ginanjar Sya'ban, kitab ini adalah karangan seorang ulama besar Nusantara asal Jampes Kediri, Jawa Timur, yaitu Syekh Ihsan ibn Dahlan al-Jamfasi al-Kadiri al-Jawi (dikenal dengan nama Syekh Ihsan Jampes (w 1952 M).

Menurut Ginanjar, kitab berbahasa Arab yang merupakan komentar dan penjelasan (syarh) atas kitab tasawuf Minhaj al-‘Abidin karangan Imam al-Ghazali (w 1111 M) hingga saat sekarang, kitab ini adalah satu-satunya kitab syarh atas teks Minhaj al-‘Abidin yang paling populer dan beredar luas di seluruh penjuru dunia Islam. 

Karena itu, kata dia,  tidaklah mengherankan jika kitab karangan Kiai Jampes ini dicetak oleh banyak penerbit di Timur Tengah, sekaligus dipelajari dan dijadikan rujukan otoritatif dalam kajian bidang tasawuf di banyak institusi pendidikan dunia Islam. 

Ginanjar mengungkapkan, dalam kolofon, didapati keterangan jika karya agung ini diselesaikan di Kampung Jampes, Kediri, pada Selasa siang, 29 Sya’ban tahun 1351 Hijri. Data ini bertepatan dengan 28 Desember 1932 Masehi.  

Yang menarik, kata Ginanjar yang merupakan alumni Universitas al-Azhar, Kairo Mesir ini, keterangan dalam kolofon di atas sekaligus memberikan informasi lain yang sangat mencengangkan, yaitu kitab syarh setebal lebih 1.000 halaman ini diselesaikan Syekh Ihsan Jampes hanya kurang dalam jangka masa delapan bulan lamanya. “Kitab ini sangat luar biasa,” kata dia saat berbincang dengan Republika.co.id di Jakarta, Senin (24/4).    

Tak kalah menarik lagi, ujar Ginanjar, kitab ini mendapatkan endorsement (taqrizh) dari KH Hasyim Asy’ari yang merupakan sahabat dekat Syekh Ihsan Jampes dan beberapa ulama besar Jawa lainnya. Endorsement ini termuat dalam versi cetakan Dar al-Fikr Lebanon (tanpa tahun) atas kitab ini.

Dia menyebutkan, menurut KH Hasyim Asy’ari kitab ini adalah salah satu kitab tasawuf terbaik yang ditulis pada zamannya. KH Hasyim Asy’ari juga mengisyaratkan Syaikh Ihsan Jampes sebagai sosok maestro keilmuan Islam dari Nusantara yang keilmuannya ibarat samudera tiada tepian.

  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement