Selasa 18 Apr 2017 18:15 WIB

Masjid Agung Samarra Lebih Mirip Benteng Pertahanan, Mengapa?

Masjid Agung Samarra
Masjid Agung Samarra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kota Baghdad, Irak, dikenal sebagai Negeri 1001 Malam. Disebut demikian, karena berbagai keunikan yang ada di kota tersebut.

Mulai dari bidang kesusasteraan, cerita unik, hingga peradaban. Karena itu, tak lengkap rasanya, bila punya kesempatan berkunjung ke Irak, tanpa menyaksikan keindahan kota tersebut.

Salah satu tempat yang layak dijadikan tujuan wisata adalah Masjid Agung Samarra. Masjid ini merupakan salah satu tempat ibadah terbesar yang pernah dibangun di dunia Islam.

Masjid tersebut dibangun pada sekitar abad ke-9 Masehi atas perintah Khalifah Al-Mutawakkil, yakni khalifah ke-10 dari Dinasti Abbasiyah, yang berkuasa di Samarra dari tahun 833 hingga 842 M. Masjid ini terletak di sisi timur Sungai Tigris, tepatnya sekitar 125 kilometer ke arah utara ibu kota Irak, Baghdad. Dan, antara tahun 836 M (221 H) hingga 892 M (279 H), Samarra merupakan ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah.

Dalam makalahnya yang berjudul The Mosque of al-Mutawakkil, dosen Arkeologi Universitas Durham, Dr Derek Kennet, memaparkan, Masjid Agung Samarra mulai dibangun pada 836 M dan konstruksinya selesai dalam waktu 52 tahun. Seiring dengan perjalanannya, masjid ini sempat mengalami kerusakan.

Namun, kemudian dibangun kembali antara tahun 849 dan 852 M. Dan, karena faktor usia, masjid ini dipergunakan sebagai tempat ibadah hingga akhir abad ke-11 M.

Secara sepintas, bangunan lebih mirip benteng pertahanan dibandingkan dengan masjid. Mengapa, karena tak ada simbol-simbol khusus yang tampak dari kejauhan yang menandakan bahwa bangunan tersebut adalah tempat ibadah.

Mengapa? Karena, bentuknya memang sangat tidak mirip dengan masjid. Seperti benteng pertahanan, bangunan ini secara keseluruhan konstruksinya menggunakan batu bata yang telah melalui proses pembakaran terlebih dahulu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement