Selasa 28 Mar 2017 23:15 WIB

Jejak Salahudin Al-Ayubi

Salahuddin al-Ayubi atau Saladin (ilustrasi).
Foto: Wikipedia.org
Salahuddin al-Ayubi atau Saladin (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinasti Ayubiyah adalah salah satu kerajaan yang didirikan oleh Salahudin al-Ayubi, seorang tokoh Kurdi yang berkebangsaan Suriah. Bersama Shirkuh, ia menaklukan Mesir untuk Raja Zengiyyah Nuruddin dari Damaskus pada 1169. Selama berkuasa pada abad ke-12 dan ke-13, dinasti ini memiliki daerah kekuasaan yang cukup luas meliputi Mesir, Suriah, Yaman (kecuali Pegunungan Utara), Diyar Bakr, Makkah, Hijaz, dan Irak utara. 

Salah satu prestasi terbesar yang pernah ditorehkan oleh dinasti ini adalah memukul mundur dan membuat malu tentara Salib dalam Perang Hattin, yang bertujuan menaklukkan dan mengambil alih Baitul Maqdis dari tangan tentara Salib. Peristiwa itu terjadi pada 1187.

Salahudin wafat pada 1193, dan perlahan laju kerajaan semakin melemah. Dinasti ini berakhir, setelah pada 1250 Turanshah, Sultan Ayubiyah terakhir terbunuh oleh budak Mamluk Aibeknya.

Selama berkuasa, Dinasti ini memiliki armada dan benteng yang sangat kuat. Dinasti Ayubiyah mendirikan sejumlah benteng kokoh di sejumlah daerah yang pernah menjadi kekuasaannya.

Qal'at, Bertengger di Puncak Kairo  

Salahudin mendirikan benteng ini antara 1176 dan 1183 M, beberapa tahun setelah mengalahkan Dinasti Fatimiyah. Pendiriannya dimaksudkan untuk membendung dan melindungi Mesir dari tentara Salib. Seusai merampungkan benteng, ia membangun dinding yang mengelilingi dua pusat kota ketika itu, yaitu Kairo dan Fustat. Benteng itu hingga kini masih berdiri kokoh dan berlokasi tak jauh dari pusat Kota Kairo modern.

Jejak Saône di Suriah

Benteng Salahudin selanjutnya berada di Suriah yang lokasinya terletak di 7 km sebelah timur dari Kota Al-Haffah dan 30 km sebelah timur dari Kota Latakia. Lokasi tersebut sebetulnya telah dianggap strategis oleh para penguasa sebelumnya, setidaknya sejak abad ke-10.

Situs ini pernah berada di bawah Kaisar Bizantium John I Tzimiskes. Pada awal abad ke-12, kaum Frank memegang kendali situs dan pada 1188 jatuh ke tangan pasukan Saladin setelah pengepungan tiga hari. Pada 2006, UNESCO memasukkannya dalam Situs Warisan Dunia di bawah Pemerintah Suriah.  

Benteng Taba di Perbatasan Laut

Benteng ini berlokasi 10 km dari Kota Al-Aqaba dan 250 meter dari perbatasan Mesir. Kastil ini memiliki peran strategis dan historis yang sangat signifikan karena terletak dekat perbatasan empat negara, yaitu Mesir, Arab Saudi, Jordon, dan Israel, atau Palestina. Selain itu, benteng yang dibangun oleh Salahudin pada 1171 M ini diperuntukkan guna melindungi Mesir dari serangan tentara salib yang datang dari Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement