Rabu 22 Mar 2017 18:00 WIB

Kolam Melengkung di Ramla

Taman di Ramla
Foto: Wikipedia
Taman di Ramla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat Dinasti Abbasiyah mengambil alih kekuasaan dari Dinasti Umayyah pada 750 Masehi, Ramla terus berkembang. Kolam melengkung seluas 400 meter persegi yang dibangun pada 789 merupakan proyek paling ambisius. Sisa bangunan ini masih terlihat hingga saat ini.

Beberapa celah yang ada di puncak penampung air bawah tanah ini memungkinkan masyarakat saat ini untuk mengambil air menggunakan timba. Meski bangunannya terbilang solid, kolam melengkung ini roboh setelah digunakan selama 150 tahun karena guncangan gempa bumi pada 1068. Upaya pembangunan ulang penampung dan saluran air tersebut sempat dilakukan, tapi sayangnya harus terhenti. Setelah sempat terbengkalai dan mengering, kolam melengkung kemudian lebih banyak menampung air hujan.

Pada era Perang Salib, kolam melengkung dan saluran airnya tak berfungsi. Selain karena kekeringan, tumbuhan yang hidup subur di sekitar saluran air juga menyulitkan. Pada abad 17 era Dinasti Turki Utsmani, saat banyak peziarah Kristen melintasi Ramla, mereka menyebut kolam melengkung sebagai penampungan air Helena. Hal ini karena struktur rangka melengkung yang mengingatkan mereka pada penampungan air abad keempat yang diberi nama Helena, ibu dari Konstantin Agung.

Pada 1862, arkelog asal Prancis Melchoir De Vogue menemukan kembali kolam melengkung yang telah tertutup tanah. Sekelompok peneliti dari Palestine Exploration Foundation (PEF) sempat melakukan riset di Ramla pada 1866 hingga 1877. Mereka menemukan kolam melengkung atau yang mereka sebut El 'Aneiziyeh.

El 'Aneiziyeh berarti kolam untuk kambing karena warga lokal mengambil air dari kolam melengkung untuk memberi minum ternak mereka. Riset di Ramla juga berlangsung pada 1934-1937. Saat itu, mulai dilakukan pembersihan tanah dan pasir yang menutupi kolam tersebut.

Hingga 1960-an, sebagian besar area kolam melengkung di Ramla masih tertutup. Setelah perlahan dibersihkan, penampungan air ini kemudian terbuka bagi pengunjung. Pada 1960-an pula mulai ditempatkan perahu untuk mengelilingi kolam melengkung.

Sumber air kolam melengkung saat ini berasal dari mata air tanah dan bocoran dari sistem air modern Ramla. Setidaknya ada tiga penampungan air serupa yang telah ditemukan di sekitar Ramla. Namun, sebagiannya tidak terbuka untuk umum karena struktur bangunan yang sudah rapuh.

Tak seperti temuan arkeologis lain di Ramla yang hanya meninggalkan tumpukan batas dan tak menggoda mata, kolam melengkung berbeda. Situs ini membuat mereka yang melihatnya merasa lega karena masih ada sesuatu dari masa lalu yang bisa dilihat dan dirasa.

Khalifah Harun Al-Rasyid yang memerintahkan pembangunan penampungan air ini memang memimpin para era keemasan Islam. Masa di mana ekonomi, sains, dan budaya tumbuh pesat di tepi selatan Eropa hingga Asia. Aroma kejayaan itu sedikit banyak masih terasa saat mengitari kolam melengkung meski kini kapal yang berkeliling harus mengapung di atas air keruh. Namun, inilah yang tersisa dari saluran air Ramla yang berhasil melewati masa lebih dari 1.200 tahun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement