REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tapi, coba lihat di bawah tanah Ramla. Sesuatu yang sangat berbeda, bahkan menakjubkan, bisa dilihat. Di sana, terdapat saluran penampungan air yang menunjukkan jejak-jejak istimewa Ramla di masa lalu. Saluran-saluran air ini terletak tepat di bawah jalan-jalan utama Kota Ramla.
Pada masa lalu, saluran ini merupakan sistem penampungan dan distribusi air di Ramla. Saat Sulayman mulai membangun Ramla, sudah dipikirkan bahwa Ramla akan membutuhkan sistem distribusi air untuk memastikan tercukupinya kebutuhan air.
Kala itu, orang sudah mengenal sumur dan tampungan air. Namun, untuk menyediakan air yang cukup bagi masyarakat sebuah kota, Sulayman merasa perlu membangun jaringan saluran air yang berasal dari kumpulan mata air yang berjarak sekitar 12 kilometer di dekat Tel Gezer.
Hari ini sebuah gedung kecil yang dikelilingi blok-blok apartemen dan taman serta sebuah tangga memandu ke sebuah penampungan air bawah tanah yang luas. Langit-langit penampungan air bawah tanah ini disokong rangka-rangka melengkung. Tak heran bila kemudian penampungan air ini disebut Kolam Lengkungan.
Pada sebuah dinding yang sedikit tertutup lumut terpahat tulisan bahwa penampungan air ini dibangun pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid yang kala itu memerintah dari Baghdad. Dalam penampungan air itu terdapat pula sebuah dek tempat bersandar beberapa kapal untuk menjelajahi saluran air berusia 1.228 tahun ini.
Sepanjang penjelajahan saluran air, tampak langit-langit berketinggian sembilan meter dengan rangka melengkung yang tampak lebih mirip katedral atau istana ketimbang saluran air. Bau air kotor yang sempat menguar pun membawa penasaran seperti apa pengelolaan air di Ramla pada masa lalu.