Selasa 21 Mar 2017 04:55 WIB

Ekstremisme Ancam Dakwah Islam di Burkina Faso

Rep: marniati/ Red: Agung Sasongko
Kerusakan di depan Hotel Splendid di Ougadougou, Burkina Faso, setelah redanya serangan yang diduga dilakukan Alqaidah, Sabtu waktu setempat (16/1).
Foto: EPA
Kerusakan di depan Hotel Splendid di Ougadougou, Burkina Faso, setelah redanya serangan yang diduga dilakukan Alqaidah, Sabtu waktu setempat (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Burkina Faso dikenal sebagai negara yang menunjung tinggi toleransi dan keberagaman. Tradisi toleransi beragama telah berlangsung lama di negara ini.

Bagi masyarakat setempat, toleransi beragama bukan sesuatu yang harus diajarkan. Melainkan salah satu mekanisme bertahan hidup yang secara alami ada di diri seseorang. Dengan adanya toleransi, warga Burkina Faso meyakini agama tidak digunakan untuk menimbulkan perpecahan.

Namun, keberadaan kelompok ekstremisme di Afrika mengancam keberlangsungan hidup masyarakat.  International Crisis Group (ICG) dalam sebuah laporannya menyebutkan, tradisi panjang toleransi di Burkina Faso saat ini sedang diuji dengan keberadaan kelompok ekstremisme.

Walaupun sejauh ini, serangan di sebuah hotel mewah di ibu kota Burkina, Ouagadougou, yang menewaskan 30 orang tidak mengubah hubungan antara Muslim Burkina Faso dan masyarakat lainnya secara fundamental. Namun, pemerintah tetap harus melakukan langkah-langkah agar bahaya radikalisasi tidak merusak tatanan negara yang sudah dibangun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement