Kamis 09 Mar 2017 11:30 WIB

Rufaidah, Muslimah Pelopor di Masa Awal Islam

Rep: Wahidah Handasah/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sekilas, dari banyak kisah pada zaman Rasulullah SAW, seolah tak ada ruang, apalagi institusi, untuk menyalurkan kemampuan kaum perempuan. Sejatinya tidaklah demikian.

Faktanya, sejumlah perempuan tam pil dan menunjukkan kiprahnya un tuk mengisi ruang tersebut. Rufaidah binti Sa’ad al-Bani Aslam al-Khazraj adalah contoh perempuan pelopor yang menyumbang kontribusi penting bagi Islam. Muslimah asal Yatsrib (Madinah) ini adalah pendiri rumah sakit dan pa lang merah pertama pada masa Nabi Muhammad SAW.

Rufaidah mempelajari ilmu kepe ra watan saat membantu ayahnya yang seorang dokter. Ketika kota Ma dinah berkembang, Rufaidah meng abdikan dirinya merawat kaum Muslimin yang sakit dan membangun ten da di luar Masjid Nabawi saat ke adaan damai.

Saat perang Badar, Uhud, dan Khandaq, perempuan yang masuk golongan Anshar itu menjadi suka re lawan dan merawat pasukan Islam yang terluka. Rufaidah juga men dirikan rumah sakit lapangan (darurat) sehingga ia menjadi begitu di ke nal saat perang. Rasulullah SAW bahkan memerintahkan para korban terluka untuk meminta bantuannya.

Selain itu, Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat. Lalu, dalam perang Khaibar, mereka meminta izin pada Rasulullah SAW untuk ikut serta di garis belakang pertempuran untuk merawat pasukan yang terluka. Rasulullah memberi izin sehingga kehadir an mereka dalam perang tersebut menjadi awal mula dunia medis dan keperawatan.

Selain merawat orang-orang yang sakit dan terluka, Rufaidah juga mem berikan perhatian pada anak yatim dan penderita gangguan jiwa. Ia dikenal memiliki kepribadian luhur dan empati yang tinggi sehingga selalu mengedepankan aspek kemanusiaan saat merawat pasien-pasiennya.

Prof Dr Omar Hasan Kasule dalam ma ka lah berjudul “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century” yang dipresenta sikan dalam Konferensi Kepera watan ketiga di Brunei Darussalam menyebut Rufaidah sebagai seorang public health nurse (perawat kesehatan publik) se kaligus social worker (pekerja sosial).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement